Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Surabaya, Kamis meresmikan sebuah inovasi Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional (SIGALIH) untuk mendeteksi karatak secara dini.
"Diharapkan sistem ini akan terhubung dengan rumah sakit sehingga tindak lanjut terhadap pasien yang telah dirujuk dapat tertangani baik," kata dia.
Nila mengatakan, sistem ini berbasis laman atau android untuk melaporkan pencatatan dan pelaporan skrining gangguan penglihatan masyarakat Indonesia yang melakukan deteksi dini mata, khususnya di Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular (Posbindu).
"Saat ini prevalensi katarak di Indonesia mencapai 4,4 persen yang sudah diselesaikan, jadi sekitar 90 ribuan," katanya.
Dengan adanya SIGALIH yang digunakan pada puskesmas dan rumah sakit, Menkes berharap akan memudahkan pendataan terhadap gangguan penglihatan.
"SIGALIH sudah disosialisasikan pada kader sehingga dapat meningkatkan upaya pencegahan gangguan penglihatan dengan deteksi dini gangguan penglihatan, seperti mata minus, penglihatan buram, dan katarak. Pencatatan dan pelaporangangguan pengelihatan di puskesmas dan rumah sakit dapat meningkatkan informasi dan koordinasi untuk pelayanan lanjutan pasien," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso mengungkapkan Jatim merupakan provinsi tertinggi di antara provinsi yang lain. Tetapi Kohar mengklaim dari capaian yang sudah dikerjakan juga yang paling tinggi.
"Jadi banyak kegiatan kita yang jalan, kemudian penanganannya juga sudah bagus, itu yang terjadi," ujar Kohar.
Menurutnya SIGALIH turut memberikan data gangguan penglihatan sebagai masukan pengambilan atau penerapan kebijakan.
"Saat ini ada pembatasan BPJS untuk operasi katarak. Jadi kami berusaha menggandeng swasta agar setelah dideteksi dini bisa langsung ditangani," tuturnya.
Kohar menjelaskan, penyebab utama tingginya penderita katarak di Jatim, lantaran banyaknya masyarakat yang tinggal di tepian pantai. Sehingga, lebih mudah terpapar sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet itu lah yang menurutnya menjadi penyebab utama masyarakat mudah terserang katarak.
"Pencegahan yang efektif yaitu memakai pelindung mata, baik itu topi, payung, atau kacamata anti UV pada saat terpapar sinar matahari," ujar Kohar. (*)
Menteri Kesehatan Resmikan "SIGALIH" untuk Deteksi Katarak
Kamis, 11 Oktober 2018 16:07 WIB
SIGALIH sudah disosialisikan pada kader sehingga dapat meningkatkan upaya pencegahan gangguan penglihatan dengan deteksi dini gangguan penglihatan