Surabaya (Antaranews Jatim) - Karya-karya mendiang pelukis Makhfoed dipamerkan di Galeri AJBS Surabaya, Jawa Timur, mulai hari ini hingga 22 September 2018, yang diprakarsai oleh keluarganya.
"Perjalanan Terakhir" dipilih menjadi tema dalam pameran ini, yang diambil dari judul-judul di setiap karya lukisannya yang sejak tahun 1990 hingga akhir hayatnya selalu diberi judul serial "Perjalanan".
"Ada 30 karya lukisan yang dipamerkan. Itu sudah semua karya lukisan milik bapak yang tersisa di rumah, termasuk 10 karya yang belum terselesaikan," ujar Nuari Bramasastri, putra bungsu Makhfoed, saat dikonfrimasi di Surabaya, Rabu.
Pemuda berusia 33 tahun itu mengungkapkan karya lukisan ayahnya yang paling terakhir berjudul "Perjalanan 666", adalah satu dari 10 karya yang belum terselesaikan, turut dipajang dalam pameran bertajuk `Perjalanan Terakhir" di Galeri AJBS Surabaya ini.
"Bapak itu kalau melukis tidak pernah fokus menyelesaikan di satu kanvas langsung jadi. Biasanya sekali melukis menggelar banyak kanvas dan semuanya sudah diberi judul meski belum jadi," katanya, menjelaskan.
Makhfoed meninggal dunia pada 18 April 2018 di usia 76 tahun karena sakit pembengkakan jantung dan flek paru-paru.
Pelukis asal Kampung Peneleh Surabaya itu terakhir kali menggelar pameran lukisan tunggal di Galeri Prabangkara Surabaya pada 16 - 21 November 2017.
Saat itu Makhfoed, yang mengawali karir melukis sejak tahun 1968, kepada koresponden Antara di Surabaya mengatakan telah menghasilkan sebanyak 670 karya lukisan, yang berarti setiap bulan minimal melahirkan dua karya lukisan.
Karya-karya lukisannya terpetakan ke dalam dua periode, yaitu era 1968 hingga 1990 saat seluruh karya lukisannya yang bergaya realis diberi judul serial "Periode X".
Selanjutnya tahun 1990 sampai akhir hayatnya, Makhfoed memberi judul seluruh karya lukisannya yang bercorak abstrak surealis dengan serial "Perjalanan".
Dalam pameran "Perjalanan Terkahir" di Galeri AJBS Surabaya juga ditampilkan 24 sketsa di atas kertas karya Makhfoed yang dibuat dalam rentang waktu tahun 1968 - 2002.
"Karya sketsa ini ada sekitar 80-an karya yang tersimpan di rumah. Cuma yang dipamerkan di sini sebanyak 24 karya. Memang dulu bapak sebelum fokus pada karya-karya lukisannya juga banyak membuat sketsa," ucap Nuari. (*)