Surabaya (Antaranews Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan pengembangan pariwisata di forum kolaborasi pelaku wisata yang difasilitasi Traveloka, perusahaan penyedia akomodasi dan atraksi pariwisata berbasis daring di Jakarta, Selasa.
Dalan siaran pers yang diterima, forum kolaborasi itu diikuti sejumlah komunitas dan pelaku pariwisata, seperti Backpacker Indonesia, Other Side Bike Trip, Wanderlust Indonesia, Tamasyeah, 7 Summit Indonesia, Gofaraway, dan Infonesia Trip.
Selain itu, ada Wisata Sekolah, Travacello, Eskepis, Whatever Indonesia, Indogenous, dan masih banyak lagi.
“Momen seperti ini menjadi kesempatan bagi Banyuwangi untuk mendapat perhatian dari komunitas dan para pelaku pariwisata. Bisa muncul kolaborasi-kolaborasi sehingga terbentuk ekosistem yang baik untuk semakin mengembangkan pariwisata daerah,” ujarnya.
Pemasaran pariwisata yang tersegmentasi ke komunitas, kata dia, sangat efektif untuk mendongkrak kunjungan wisatawan dan menjadi pilihan tepat di tengah maraknya persaingan antardaerah dalam mendatangkan wisatawan.
“Dengan ini sekaligus mengajak anggota-anggota komunitas itu untuk berlibur ke Banyuwangi. Seperti Backpacker Indonesia yang punya jejaring kuat ke kalangan backpacker, saya sampaikan bagaimana homestay-homestay di Banyuwangi yang sesuai dengan segmen komunitas itu,” ucapnya.
Bupati dua periode itu menambahkan, Banyuwangi senang bisa terlibat di forum kolaborasi pelaku wisata yang digagas Traveloka.
“Forum kolaborasi seperti ini adalah jawaban bagi peningkatan kinerja sektor pariwisata Indonesia, semua bahu-membahu dan berbagi ide. Inilah kaki-kaki bagi terwujudnya Indonesia Incorporated di sektor wisata sebagaimana sukses dibangun oleh Menteri Pariwisata Pak Arief Yahya,” katanya.
Dalam kesempatan sama, selain memaparkan beragam destinasi dan atraksi pariwisata di Banyuwangi, Anas juga menyampaikan sejumlah konsep pengembangan wisata, di antaranya pelibatan berbagai komunitas lokal dalam menggarap festival seni-budaya dan penciptaan destinasi wisata baru.
“Bagi Banyuwangi, pariwisata bukan cuma urusan mendatangkan wisatawan dan menggerakkan ekonomi lokal, tapi juga bagian dari konsolidasi pembangunan infrastruktur dan penguatan budaya,” katanya.
Anas juga menyampaikan ekonomi Banyuwangi terus bergeliat antara lain ditopang oleh pariwisata, kemudian kemiskinan berhasil diturunkan ke level 8,6 persen dari sebelumnya selalu di atas dua digit.
Selanjutnya, pendapatan per kapita warga juga melonjak menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun dibanding awalnya Rp20,8 juta.
Sementara itu, adapun jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sendiri terus meningkat tiap tahunnya, yaitu pada 2017 jumlahnya mencapai 188.949 orang atau melonjak 67 persen dibandingkan 2016 sebanyak 113.153 penumpang.
Dalam periode Januari-Maret 2018, jumlah penumpang melonjak 143 persen dibanding periode Januari-Maret 2017. (*)