Kediri (Antaranews Jatim) - Kementerian Perindustrian mendorong santri agar mereka bisa belajar berindustri di pesantren dengan harapan melatih mereka untuk siap berkompetisi di era digital, setelah keluar dari pesantren ke depannya.
"Kementerian perindustrian ada program `santripreneur`. Terkait dengan perkembangan ekonomi digital, ini salah satunya bisnis, kami mencoba di pesantren," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam acara pertemuan dengan para ulama dan santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan, kementerian perindustrian memang mendorong agar santri bisa menjadi wirausahawan. Terlebih lagi, Indonesia diprediksi menjadi salah satu dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2030. Dengan itu, seluruh sumber daya termasuk para santri harus dilatih semaksimal mungkin agar siap untuk mengadapi era ke depannya.
Kementerian Perindustrian sudah melakukan uji coba program tersebut di salah satu pondok pesantren di Jawa Barat dan ke depannya akan terus dikembangkan, salah satunya di PP Lirboyo, Kota Kediri.
"Niat saya tidak hanya satu atau dua kali ke sini (PP Lirboyo, Kediri) tapi terus menerus. Tentunya, kami juga mengikuti perkembangan dan program yang telah dilakukan," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan, Ratna Utarianingrum menambahkan kementerian perindustrian memang sangat berharap para santri juga bisa belajar industri.
"Jadi, bagaimana kami membuat para santri itu bisa melakukan proses industri di kehidupannya. Selain belajar agama, ada kegiatan ekonomi yang akan kami berikan ke mereka. Dengan melakukan proses industri, bagaimana mengubah bahan menjadi bernilai tambah tertentu," paparnya.
Ia optimistis para santri mempunyai kemampuan untuk belajar di industri. Potensi mereka cukup besar, terlebih lagi jumlah santri di pondok pesantren yang juga besar. Para santri akan dibekali dengan beragam pelatihan dan pengetahuan, sehingga mereka bisa belajar.
"Kekuatan santri yang besar ini sangat bagus dirasakan. Kami bekali dengan bimbingan teknis pengetahuan, pelatihan yang disesuaikan dengan potesi yang ada di pesantren. Kami fasilitasi bantuan peralatan permesinan, teknologi yang digunakan dan juga fasilitasi untuk mendapatkan akses ke lembaga pembiayaan," ujarnya.
Pada 2017, Ratna mengatakan kementerian perindustrian uji coba di sebuah pondok pesantren Jawa Barat. Namun, pada 2018 program itu dikembangkan dengan jumlah pondok pesantren yang lebih banyak, yaitu delapan di Jawa Barat, lima di Jawa Tengah, dan lima di Jawa Timur.
Di Jatim, beberapa pondok pesantren yang akan menerima program itu adalah PP Lirboyo, Kediri, PP di Jombang, dan sejumlah pondok pesantren lainnya. Di PP Lirboyo Kediri, bantuan yang diberikan untuk program pembuatan air minum kemasan serta bantuan pengelolaan sampah.
Menteri Perindustrian hadir dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, serta sejumlah pejabat lainnya. Rombongan awalnya mengadakan kunjungan ke PT Industri Kereta Api (Inka) (Persero) di Madiun lalu ke Kediri, pertemuan dengan para ulama serta santri.
Selain itu, juga hadir pengasuh PP Lirboyo, Kediri, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf dan sejumlah tamu undangan lainnya. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna