Periode 2019-2024, Provinsi Jawa Timur akan berganti kepemimpinan setelah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dikendalikan Gubernur Soekarwo.
Berbagai program dan kebijakan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur, dirasakan 40 juta lebih masyarakat di provinsi ini. Berbagai langkah di segala bidang telah dilakukannya, mulai pendidikan, pertanian, insfrastruktur hingg pengelolaan UMKM dan lainnya.
Yang dilakukan Gubernur cukup berhasil. Ini dibuktikan dengan pembangunan-pembangunan yang semakin nyata, pengurangan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi nasional dan sebagainya.
Terlebih itu semua dibuktikan dengan “menjamurnya” prestasi yang diterima Pakde Karwo, baik atas nama Pemerintah Provinsi maupun pribadi.
Selama dua periode itu pula, Pakde Karwo dibantu pendamping setianya di pemerintahan, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul.
Kekompakan, kerja sama dan keharmonisan keduanya membawa dampak positif dan berimbas pada kesejahteraan rakyatnya.
Nah, 2019 ini keduanya akan resmi berpisah. Bukan karena konflik, tapi periodesasi dua periode yang menjadi pembatas.
Pakde Karwo selaku orang nomor satu di Pemprov Jatim juga harus merelakan kursinya dijabat penggantinya kelak.
Siapa? Jawabannya diketahui 27 Juni 2018 melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur. Pilihannya pun semakin mengerucut, karena secara prosedural, hanya dua figur yang mendaftar untuk menggantikan posisi Pakde Karwo.
Ya, dia adalah Gus Ipul yang selama ini menjabat Wakil Gubernur Jatim, dan satu lagi adalah Khofifah Indar Parawansa, Mensos yang dua kali "dikalahkan" Pakde Karwo.
Pada Pilkada mendatang, Gus Ipul didampingi Puti Guntur Soekarno, anggota DPR RI sekaligus cucu Bung Karno, sedangkan Khofifah ditemani Emil Elistianto Dardak yang sehari-hari menjabat Bupati Trenggalek.
Yang menarik, dari sisi politik, Gus Ipul meski selama dua periode bersama Pakde Karwo dan Partai Demokrat, pada Pilkada kali ini tak didukungnya. Namun, justru mengusung Khofifah yang selama dua kali Pilkada menjadi “musuh” politiknya.
Tak diberikannya dukungan ke Gus Ipul oleh Partai Demokrat yang di Jatim diketuai oleh Pakde Karwo, karena Gus Ipul menolak didampingi kader dari Demokrat.
Begitu juga sebaliknya, Gus Ipul yang Pilkada kali ini diusung PKB dan PDI Perjuangan berharap Demokrat bergabung untuk mendukungnya bersama partai koalisi.
Karena sama-sama ngotot maka hubungan Gus Ipul dengan Demokrat putus di tengah jalan dan SBY selaku ketua umum lebih memilih Khofifah yang bersedia digandengkan dengan figur pilihannya.
Hasilnya, Gus Ipul-Puti diusung gabungan empat partai politik dengan total 58 kursi, yakni PKB (20 kursi), PDI Perjuangan (19 kursi), PKS (6 kursi) serta Partai Gerindra (13 kursi).
Sedangkan, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang diusung gabungan enam partai dengan total 42 kursi, yakni Partai Demokrat (13 kursi), Partai Golkar (11 kursi), PPP (5 kursi), PAN (7 kursi), Partai NasDem (4 kursi) dan Partai Hanura (2 kursi), ditambah dukungan PKPI (non-parlemen).
Kini, masa pendaftaran telah ditutup dan keduanya bersiap adu program melalui kampanye sekaligus berkomitmen menyejahterakan serta memakmurkan masyarakat Jatim.
Meski politik sering disebut “kejam” karena diseolahkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh tujuannya, namun diharapkan tak sampai terjadi konflik atau masalah apapun di Jatim.
Berpolitiklah secara santun, berpolitiklah secara jujur dan berpolitiklah secara cantik serta indah. Cara politik uang, kampanye hitam hingga menyebarluaskan ujaran kebencian kini sudah tak laku, bahkan justru semakin tak ditinggal dan gagal.
Ini karena masyarakat semakin pintar dan dewasa untuk melihatnya. Jika ingin dipilih, berlakulah adil dan buktikan dengan program berpihak ke rakyat Kita sangat yakin para kandidat yang bertarung sama-sama memiliki tujuan mulia, yakni membuat masyarakat Jatim semakin maju, semakin hebat dan semakin sejahtera.
Kepada pasangan calon dan tim sukses, raihlah simpati dengan cara elegan dan tak menghalalkan apapun untuk mewujudkannya Kepada masyarakat, mari gunakan hak pilih sesuai keyakinan dan harapan kita. Teguhkan hati sebelum memilih, kuatkan iman sebelum mencoblos kelak. Pilih pemimpin yang kapabilitas dan kualitasnya serta mumpuni, bukan karena emosional dan finansial.
Ayo, sukseskan Pilkada Jatim 2018 “Guyub Rukun”. (*)