Situbondo (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mencatat selama 2017 sebanyak lima orang menderita penyakit difteri dan satu penderita meninggal dunia karena terlambat mendapatkan penanganan medis.
"Penyakit yang disebabkan bakteri difteri ini sangat berbahaya, dan jika terlambat mendapatkan penanganan medis atau diobati, sang penderita bisa meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Jumat.
Dari lima penderita difteri satu di antaranya meninggal dunia itu, lanjut dia, korban berinisial M sudah berusia 72 tahun asal Desa Kalirejo, Kecamatan Sumbermalang, dan korban menderita difteri selama dua bulan.
Saat di bawa ke puskesmas setempat oleh keluarganya, katanya, korban sudah tak sadarkan diri dan tidak berselang lama korban akhirnya meninggal dunia.
"Lima orang penderita penyakit difteri tersebut tersebar di lima kecamatan, masing-masing di Kecamatan Sumbermalang, Banyuglugur, Mangaran, Arjasa dan Kecamatan Jangkar," paparnya.
Abu Bakar mengatakan, saat ini Dinas Kesehatan telah melokalisir daerah penderita difteri agar penyakit difteri tak menular terhadap warga lainnya. Biasanya, Menurut Abu Bakar, penderita difteri disebabkan karena korban tak mau divaksinasi.
Oleh karena itu, semua tempat penderita difteri saat inj langsung dilokalisasi dan Dinas Kesehatan akan melakukan vaksinasi terhadap warga di sekitar rumah penderita difteri.
"Kedepan Dinas Kesehatan akan terus proaktif terutama memantau daerah endemik penyakit difteri di lima Kecamatan itu. Sedangkan jangka panjangnya akan melakukan vaksinasi agar warga tak rawan terserang penyakit difteri," ujarnya. (*)
Penderita Difteri di Situbondo Meninggal Dunia
Jumat, 29 Desember 2017 14:15 WIB