Madiun (Antara Jatim) - Harga tomat di sejumlah pasar tradisional di Kota Madiun, Jawa Timur, naik drastis dari sebelumnya Rp4.000 hingga Rp5.000 kini menembus Rp11.000 per kilogram akibat terbatasnya pasokan dari sentra produksi.
Salah satu pedagang sayuran, Sulastri, di Pasar Sleko Kota Madiun, Kamis, mengatakan, harga tomat melonjak dari kisaran Rp4.000 hingga Rp5.000 per kilogram menjadi Rp8.000 per kilogram, dan sekarang tembus di kisaran Rp10.000 hingga Rp11.000 per kilogram.
"Sejak masuk musim hujan ini harga tomat terus naik. Sekilonya sekarang mencapai hingga Rp11.000 untuk tomat yang sedang hingga ukuran besar," ujar dia.
Menurutnya, kenaikan harga yang cukup signifikan itu disebabkan karena stok tomat di pasaran saat ini mulai terbatas. Buah tomat banyak yang rusak akibat curah hujan yang tinggi di sentra produksi seperti wilayah Plaosan, Magetan, seiring memasuki musim hujan.
Akibatnya, harga kulakan yang diperoleh pedagang dari pihak distributor dan pengepul juga mengalami kenaikan.
"Dari harga kulakan sudah tinggi. Kondisi ini disebabkan karena hasil panenan petani banyak yang rusak akibat curah hujan yang tinggi," kata dia.
Hal yang sama dikeluhkan oleh pedagang sayur keliling di wilayah Kelurahan Nambangan Kidul, Erik. Sejak harga tomat naik dari Rp4.000 hingga sekarang di kisaran Rp10.000 hingga Rp11.000 per kilogram, pihaknya terpaksa harus mengurangi kemasan tomat yang diecernya.
"Biasanya dulu per plastik isi tiga buah tomat, saya jual Rp2000 hingga Rp2.500. Sekarang isinya saya kurangi menjadi dua tomat per plastik dengan harga Rp2.500 hingga Rp3.000 tergantung ukuran tomatnya," kata Erik.
Ia mengaku banyak dikomplain para pembelinya, namun pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena harga kulakan memang sudah tinggi.
"Kalau tidak menyesuaikan malah rugi. Alhasil, ada ibu-ibu yang terpaksa beli karena butuh, tapi ada juga tidak jadi beli," terang dia.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Gaguk Haryono menanggapi naiknya harga komoditas hortikultura tersebut mengatakan, selain pengaruh cuaca juga karena banyak permintaan.
"Memang permintaan juga tinggi, jadi ada kenaikan harga. Meski demikian, stok di pasaran tetap aman," kata Gaguk. (*)