Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang Cahyaning Indriasari, Selasa mengatakan untuk pasar sembako murah tersebut, pihaknya menyediakan 750 paket yang didistribusikan untuk Kabupaten Malang dan Kota Batu, namun khusus di kantor cabang sebanyak 300 paket.
"Kami menyediakan paket sembako murah sebanyak 750. Sedangkan untuk donor darah, kami menargetkan sekitar 75 orang pendonor. Kalau lebih dari 75 pendonor justru lebih baik," kata Cahyaning Indriasari yang akrab dipanggil Naning itu di sela donor darah dan pasar sembako murah di kantor BPJS Ketenagakerjaan di Malang, Jawa Timur.
Untuk sembako murah, lanjutnya, para pendonor, khususnya dari kalangan Gojek maupun masyarakat bisa membeli dengan harga Rp60 ribu per paket atau sekitar 40 persen dari harga pasar. "Karena ini HUT ke-40 BPJS Ketenagakerjaan, semua kegiatan serba 40, termasuk di 40 kota/kabupaten di Tanah Air yang menggelar kegiatan serupa," ujarnya.
Ia mengatakan digelarnya pasar murah paket sembako tersebut, sebagai upaya untuk meringankan beban sekaligus berbagi dengan warga sekitar maupun para driver Gojek. "Anggaran yang seharusnya untuk membeli sembako seharga Rp150 ribu itu bisa disimpan untuk keperluan lain karena warga dan pendonor cukup hanya membayar Rp60 ribu saja," kata Naning.
Selain menggelar pasar paket sembako murah, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang juga melakukan sosialisasi kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) Malang yang digelar Senin (27/11). Sosialisasi tersebut untuk mengenalkan sejak dini terkait perlindungan bagi pekerja melalui BPJS Ketenagakerjaan kepada mahasiswa.
Menyinggung kepesertaan para pendonor darah dari kalangan Gojek tersebut, Naning mengatakan hampir seluruh pendonor (Gojek) sudah menjadi peserta. Bagi yang belum, BPJS Ketenagakerjaan tetap akan melakukan sosialisasi dan pemahaman akan manfaat asuransi ketenagakerjaan sebagai perlindungan diri ketika terjadi risiko.
"Kami tidak akan berhenti untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat bukan penerima upah (BPU) dan pekerja skala mikro yang sampai saat ini tingkat kepesertaannya masih minim," tuturnya. (*)
Video Oleh Endang Sukarelawati