Surabaya (Antara Jatim) - Pemuka agama dari Islam, Kristen dan Katolik menegaskan sepakat bahwa
Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober masih sangat
relevan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketiga pemuka agama yakni KH Masdar Farid Mas`udi dari Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo
Hardjoatmodjo, dan Pendeta Albertus Patty dari Persekutuan Gereja
Indonesia menyatakan hal tersebut dalam Seminar Kebangsaan Memperingati
Soempah Pemoeda bertema "Sumpah (Mati), Aku Cinta Indonesia" di
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Kamis.
Rais Syuriah PBNU KH Masdar Farid Mas`udi usai seminar itu menilai
Sumpah Pemuda yang telah diikrarkan begitu lama masih sangat relevan
untuk digarisbawahi kembali dengan penuh keyakninan dan optimistis masa
depan dari bangsa Indonesia.
"Saya kira itu suatu warisan komitmen kebangsaan yang luar biasa
dan menjadi semangat bagi Indonesia untuk selamanya," kata dia.
Dia mengatakan, saat ini faktor yang mudah menyebabkan friksi di
masyarakat adalah agama. Untuk itu, peran pemuka agama menurutnya
menjadi penting dalam mencegah friksi tersebut.
"Pemuka agama bisa mengedepankan nilai-nilai keagamaan bahwa ada
perbedaan itu rumah tangga masing-masing. Harus dikedepankan dalam
kehidupan berbangsa adalah nilai universal," ujar KH Masdar.
Senada dengan KH Masdar, Pendeta Albertus Patty mengatakan jika
Sumpah Pemuda masih sangat relevan. Jika tidak, maka Indonesia akan
hancur sejak dulu.
"Isu-isu disintegrasi bangsa yang terjadi belakangan adalah justru
diuji komitmen kebangsaan. Di acara ini Indonesia lebih banyak berpikir
bangsa Indonesia bukan berpikir dalam konteks identitas primordial atau
etnik, tapi berpikir Indonesia," tuturnya.
Sementara Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo
menjelaskan, Sumpah Pemuda adalah suatu gerakan yang bagus. Dirinya pun
optimis Kebhinnekaan akan tetap terjaga melihat antusiasme dalam seminar
itu.
"Dalam acara ini semua komunitas agama hadir untuk bersama-sama
mengikrarkan Indonesia. Ini gejala yang tidak hanya ada di Surabaya,
tapi juga ada di Indonesia," ucapnya.
Tantangan Indonesia ke depan, kata dia akan semakin berat. Namun
walau begitu, sebagai warga Negara Indonesia, dirinya sangat bersyukur
melihat reaksi dari bangsa Indonesia semakin jelas.
"Silakan melihat di HUT Ke-72 RI dirayakan sangat meriah. Karena
disadari bahwa kalau tidak dibuat meriah, orang bisa lupa bersyukur
seperti yang dikatakan kiai adalah anugerah dari Tuhan yang luar biasa.
Kita sadar bahwa sejarah kita seperti itu," ucapnya.
Selain itu, religiusitas dasar yang mewarnai kehidupan bangsa
Indonesia harus dijaga dengan baik agar tantangan apapun bisa dihadapi.
"Bukan hanya intoleransi, SARA, narkoba dan korupsi adalah
tantangan terbesar. Semoga menjadi kesempatan untuk mempererat
kebersamaan kehidupan berbangsa," kata dia.(*)
Pemuka Agama Tegaskan Sumpah Pemuda Masih sangat Relevan
Kamis, 26 Oktober 2017 18:18 WIB
"Saya kira itu suatu warisan komitmen kebangsaan yang luar biasa dan menjadi semangat bagi Indonesia untuk selamanya," kata KH Masdar.