Surabaya (Antara Jatim) - Mantan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI (Purn) Soeparno di masa pensiunnya merasa lebih leluasa merawat berbagai kendaraan perang, yang telah dikoleksinya selama karir kemiliterannya.
"Saya merasa harus mengoleksi kendaraan-kendaraan tempur ini biar tetap abadi," katanya, saat ditemui di Surabaya, Senin.
Maka di garasi miliknya yang seluas lapangan sepak bola di Jalan Raya Benowo Surabaya, bisa disaksikan berbagai jenis kendaraan tempur yang tampak semuanya masih terawat.
Namanya kendaraan tempur, tentu koleksi Soeparno didominasi oleh mobil jenis "jeep" atau bergardan ganda.
"Pada dasarnya sejak SMA saya memang suka otomotif," ujar KASAL era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Dia mengisahkan, semasa SMA, ada seorang temannya yang memiliki motor gede jenis "Harley Davidson" yang tidak seorang pun tidak boleh menyentuhnya, sampai Soeparno yang ingin sekali mengendarainya merasa dongkol.
"Waktu itu, dalam hati saya, awas kamu, ya, nanti kalau sudah bisa cari uang sendiri saya mau beli. Sekali beli, saya langsung punya banyak seperti ini," ucap pria kelahiran Surabaya, 28 September 1955, sambil menunjuk pada belasan motor gede di antara berbagai kendaraan perang yang berjajar di garasinya.
Salah satu motor gede koleksi Soeparno adalah Harley Davidson yang pernah dipakai Kepolisian Amerika Serikat saat mengawal kunjungan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton di Indonesia tahun 1994.
Memang, koleksi otomotif Soeparno tak hanya berbagai jenis kendaraan perang saja. Selain motor gede, mantan Panglima Komando Armanda Republik Indonesia Kawasan Barat itu juga memiliki sejumlah mobil kuno nonperang, kebanyakan yang pernah diproduksi oleh industri otomotif Volkswagen.
"Kalau di luar kendaraan tempur, mobil klasik tertua yang saya miliki, ya, mobil sedan Austin ini. Itu produksi tahun 1938," katanya.
Alumnus Akademi Angkatan Laut tahun 1978 itu selanjutnya merasa perlu mengabadikan kendaraan-kendaraan perang karena ada tradisi di TNI setiap kali melakukan peremajaan kendaraan, yang sudah tidak terpakai selalu ditawarkan kepada prajurit yang bersedia membelinya.
"Saya selalu berpikiran kalau tidak saya beli, kendaraan-kendaraan perang yang pernah dimiliki TNI ini akan hilang dari sejarah. Makanya saya harus mengabadikannya agar generasi muda mengetahui bahwa dulu kita pernah memiliki kendaraan-kendaraan perang jenis ini," katanya.
Seiring karir kemiliterannya, Soeparno juga berhasil mendapatkan sejumlah kendaraan perang yang tak hanya dimiliki TNI, melainkan juga kendaraan perang klasik seperti jenis truk, yang pernah dipakai tentara Rusia dan Amerika Serikat.
Salah satunya Soeparno juga memiliki mobil jeep gurun yang pernah dipakai tentara Amerika Serikat saat perang teluk Irak di tahun 1990.
Mantan Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur itu memiliki bengkel sendiri untuk merawat sedikitnya 50 kendaraan koleksinya.
"Merawatnya gak susah kok. Paling cuma rutin ngecek akinya saja. Selain itu, kalau onderdilnya susah didapat, sudah banyak bengkel di Surabaya yang bisa membuatnya, pesan ke PT PAL juga bisa," katanya.
Dari sekian banyak kendaraan tempur koleksinya, mantan Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim itu paling berkesan pada Jeep Willys produksi tahun 1944, yang masih terus dikendarainya sampai sekarang.
"Istri saya sering saya suruh dorong jeep willys ini kalau mogok," ucap suami Lilik Zubaidah itu, sambil tersenyum.
Maklum, mobil tersebut adalah jeep pertama yang dimiliki Soeparno. Dibeli seharga Rp300 ribu di tahun 1982 dari Laksamana Muda Rudi Purwana yang saat itu menjabat Panglima Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur.
Jeep Willys tersebut bernilai sejarah karena didapat Rudi di tengah pertempuran mengusir penjajah Belanda di Malang, Jawa Timur.
"Di akhir hayatnya saya berjanji kepada Pak Rudi akan melanjutkan merawat mobilnya, dan seperti yang terlihat sampai sekarang, Jeep Willys-nya masih tetap terawat, sering saya pakai untuk beraktivitas sehari-hari," katanya. (*)