Jember (Antara Jatim) - Distribusi pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Jember, Jawa Timur kembali lancar, setelah mengalami keterlambatan dan menyebabkan petani di Kecamatan Puger mengalami kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi pada awal September 2017.
"Beberapa waktu yang lalu ada keterlambatan distribusi pada pekan pertama bulan September 2017, namun segera dapat diatasi khususnya di Kecamatan Puger," kata Asisten Account Executive Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Nursalim di Kabupaten Jember, Senin.
Menurutnya keterlambatan distribusi tersebut disebabkan karena alokasi bulan Agustus 2017 di Kabupaten Jember tercatat 8.089 ton, namun terealisasi mencapai 11.982 ton atau melebihi alokasi hingga 115 persen.
"Sedangkan di Kecamatan Puger tercatat alokasi pupuk urea 2.923 ton dan realisasi hingga 20 September 2017 sebanyak 2.560 ton (88 persen), sehingga sisa alokasi hingga akhir Desember 2017 hanya 363 ton saja," tuturnya.
Secara kumulatif, lanjut dia, pada bulan Januari hingga 20 September 2017 realisasi serapan pupuk urea di Kecamatan Puger mencapai 2.560 ton, padahal alokasinya dalam periode yang sama sebesar 2.149 ton, sehingga lebih 411 ton atau 119 persen dari alokasi yang ditentukan.
Nursalim mengatakan realisasi serapan pupuk urea bersubsidi sejak Januari hingga 25 September 2017 mencapai 65.737,5 ton atau sekitar 82,56 persen dari alokasi pupuk urea bersubsidi di Jember tahun 2017 sebanyak 79.620 ton.
"Ini belum pernah terjadi sejak tahun 2004 hingga 2016 terkait penyaluran pupuk urea Kabupaten Jember pada bulan Agustus tertinggi pada tahun ini hingga mencapai 12.000 ton, sedangkan pada tahun 2015 realisasi sebesar 10.500 ton pada bulan yg sama," katanya.
Ia menjelaskan jatah stok pupuk urea bersubsidi yang ada di gudang produsen yang awalnya untuk kebutuhan pekan pertama bulan September 2017 sebesar 3.893,5 ton terpaksa digunakan untuk bulan Agustus 2017.
"Tingginya serapan karena memang pemakaian pupuk secara serentak di sejumlah kecamatan untuk tanaman jagung, tembakau dan lainnya," ujarnya.
Memasuki pekan ketiga dan keempat bulan September 2017 sudah mulai normal, lanjut dia, meskipun setiap hari ada kiriman dari lini 2 Banyuwangi ke gudang produsen selalu habis karena penyerapan masih tinggi khususnya untuk tanaman jagung, tembakau dan lainnya.
"Saat ini produsen Pupuk Kalimantan Timur menyediakan stok pupuk urea bersubdisi di gudang sebanyak 6.700 ton sudah mulai berdatangan dari lini 2 Banyuwangi ke lini 3 Jember," katanya.
Menurutnya penyerapan pupuk urea masih tinggi, sehingga menyebabkan persediaan pupuk di gudang lini 3 Jember cepat habis, namun distribusi pupuk dari Banyuwangi ke Jember sudah berjalan normal dan pada Senin ini tercatat penebusan distributor mencapai 1.500 ton.
Sementara Wakil Ketua Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Jember Edy Budi Susilo mengatakan tidak ada kelangkaan pupuk yang terjadi di wilayah setempat, namun hanya keterlambatan distribusi saja pada pekan pertama bulan September 2017.
"Saat ini distribusi pupuk bersubsidi ke sejumlah kios sudah berjalan normal, sehingga petani tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi untuk lahan pertaniannya," tuturnya.
Kabupaten Jember tahun 2017 mendapat alokasi pupuk bersubsidi jenis urea sebanyak 79.620 ton, SP-36 sebanyak 4.995 ton, ZA sebanyak 39.133 ton, NPK sebanyak 29.484 ton dan Organik sebesar 14.588 ton.(*)