Sumenep (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Sumenep, Jawa Timur, menyatakan bangkai KM Mutiara Sentosa I yang terbakar pada Jumat (19/5) petang masih mengeluarkan asap hitam.
"Itu sesuai laporan dari anggota Polsek Masalembu yang mendampingi personel tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi atas kasus terbakarnya KM Mutiara Sentosa I," ujar Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Suwardi di Sumenep, Selasa siang.
Sesuai laporan dari anggota Polsek Masalembu, personel tim KNKT tiba di Masalembu pada Selasa pagi sekitar pukul 09.20 WIB dengan menggunakan helikopter.
Selanjutnya, personel tim KNKT didampingi petugas gabungan dari Polsek, Koramil, dan Syahbandar Masalembu ke bangkai KM Mutiara Sentosa I dengan menggunakan perahu milik nelayan dan "speed boad".
"Personel tim KNKT sebenarnya telah naik ke bangkai KM Mutiara Sentosa I. Namun, tidak bisa masuk ke dalam kapal akibat pintunya terkunci. Selain itu, masih terlihat ada kepulan asap dari dalam kapal," kata Suwardi, menerangkan.
Kondisi tersebut membuat personel tim KNKT memutuskan untuk menunda investigasi.
"Kami masih menunggu koordinasi lebih lanjut dari personel tim KNKT tentang penjadwalan ulang waktu investigasi yang tertunda ini. Pada prinsipnya, personel kami di Polsek Masalembu siap mendampingi tim KNKT," ujarnya.
Pada Jumat (19/5) petang sekitar pukul 18.00 WIB, KM Mutiara Sentosa I yang mengangkut ratusan penumpang itu terbakar di Laut Jawa pada posisi 05.33.01 S/ 114.34.25 E atau 17 mil dari Pulau Masalembu.
Kapal penumpang milik milik PT Atosim Lampung Pelayaran tersebut bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Kamis (18/5) pukul 23.41 WIB dengan tujuan Balikpapan.
Sesuai data di Polres Sumenep, awal kebakaran di KM Mutiara Sentosa I tersebut diduga berasal dari munculnya api di dek atau tempat kendaraan bermotor.
Ketika itu, kobaran api teryata membesar dan tidak bisa dipadamkan dengan alat pemadam api ringan (APAR) yang berada di kapal.
Saat ini, KM Mutiara Sentosa I yang terbakar itu telah dikandaskan di posisi 1,5 mil timur Pulau Masalembu.
Dalam musibah tersebut, sebanyak 193 penumpang termasuk anak buah kapal (ABK) selamat dan 5 korban meninggal dunia.
Dua dari 193 korban selamat dievakuasi atau dibawa oleh KM Meratus ke Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan.
Sementara ratusan penumpang kapal lainnya, termasuk lima korban meninggal dunia, dievakuasi ke Surabaya dengan menggunakan dua kapal. (*)