Ponorogo (Antara Jatim) - Aparat gabungan dari kepolisian, TNI dan Linmas Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, memperketat pengamanan Pasar Songgolangit yang separuh bangunannya ludes terbakar demi mengantisipasi aksi penjarahan maupun risiko korban jiwa akibat struktur gedung yang rapuh pascakebakaran.
"Tadi malam kami kerahkan 50 personel untuk membantu polisi mengamankan lokasi. Saat ini sekitar 200 personel, pengamanan ditambah untuk mengantisipasi penjarahan," kata Komandan Kodim 0802/Ponorogo Letkol Inf Slamet Sarjianto di Ponorogo, Senin.
Selain melakukan pengamanan di sekeliling pasar Songgolangit, aparat TNI dan kepolisian juga terlibat dalam upaya pembersihan maupun pembasahan di area atau blok-blok pasar yang terbakar.
Aparat keamanan juga masih terpantau bersiaga di titik-titik yang menjadi jalur lalu lalang warga dan pedagang yang penasaran ingin melihat kondisi pasar pascaterbakar maupun mereka yang ingin mengambil barang dagangannya.
"Untuk sementara kami tidak izinkan pedagang untuk mengevakuasi barang daganganya, meskipun sekadar melihat di dalam demi alasan keamanan semua," kata Wakapolres Ponorogo Kompol Sudarsono.
Selain mengamankan kompleks pasar dari segala aktivitas pedagang dan warga, polisi menggunakan pengeras suara di tepi jalan aktif mengimbau pengguna jalan untuk tidak berhenti menonton pasar yang terbakar ataupun sekedar menoleh dan berjalan pelan, karena mengganggu arus lalu lintas.
Kondisi Pasar Songgolangit pada Senin siang hampir separuh lebih bangunan yang memiliki luas sekitar 7.400 meter persegi di total luas lahan sekitar 10,5 ribu meter persegi ludes terbakar.
Bangunan pasar besar yang menjadi ikon perekonomian Kabupaten Ponorogo itu pada bagian selatan terlihat hancur dan hangus menjadi puing-puing arang. Konstruksi rangka baja ambruk dann di bagian atas melengkung tidak karuan akibat terpanggang bara api yang membakar pasar yang direvitalisasi pada 2005 tersebut.
Sementara bangunan pasar di bagian utara sebagian besar masih utuh. Beberapa petugas pasar mengatakan kondisi kekuatan bangunan pascakebakaran dikhawatirkan menurun dampak panas api saat kebakaran terjadi sehingga mempengaruhi konstruksi baja.
"Untuk memastikan kami akan tunggu hasil pemeriksaan tim Puslabfor Mabes Polri di Surabaya apakah masih layak untuk ditempati atau (pedagang) harus direlokasi," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Ponorogo Andin Andanawarih saat melakukan pertemuan serap aspirasi pedagang korban kebakaran di sekitar lokasi Pasar Songgolangit.
Perwira Kodim 0802/Ponorogo yang berada di lokasi kejadian untuk memimpin regu pengamanan di sekitar Pasar Songgolangit Letnan Dua (Letda) TNI Sadikun memastikan situasi keamanan di Pasar Songgolangit saat terjadi kebakaran maupun pascakebakaran aman terkendali
"Kami pastikan semua barang milik pedagang aman. Sementara kami tidak perkenankan warga masuk sampai ada hasil penyelidikan tim Puslabfor Mabes Polri perwakilan Surabaya, dua-tiga hari lagi," ujarnya.
Hasil pendataan tim Indakop, BPBD dan Kepolisian Ponorogo, sebanyak 575 dari total 1.103 lapak pedagang di Pasar Songgolangit ludes dilalap api dalam kebakaran yang menghanguskan lebih dari 50 persen struktur bangunan di sentra perekonomian rakyat Kota Reog tersebut, Minggu (14/5) malam.
Kehancuran terkonsentrasi di bangunan dua lantai pasar bagian selatan, dengan rincian di lantai satu (bawah) 241 lapak, dan lantai dua (atas) 334 lapak.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan miliar. Beberapa pedagang mengaku mengalami kerugian rata-rata di atas Rp100 juta, bahkan hingga di atas satu miliar akibat stok dagangannya yang ikut terbakar.
Hingga Senin siang, seluruh aktivitas dan operasional di dalam kompleks pasar besar Songgolangit dihentikan.
Para pedagang hanya diperbolehkan berdiri atau menunggu di luar garis polisi, dengan di bawah pengawasan dan pengamanan aparat keamanan gabungan dari kepolisian, TNI, maupun linmas.
Pasar Songgolangit merupakan pasar besar yang sudah berusia puluhan tahun dan menjadi ikon legendaris sebagai pasar rakyat terbesar di wilayah bumi Reog.
Saat masih dalam bentuk bangunannya yang tradisional satu lantai, pada 2002 pasar Songgolangit sempat mengalami kebakaran hebat sehingga meluluhlantakkan keseluruhan lapak dan isinya sehingga rata dengan tanah.
Pasar besar ini kemudian direhabilitasi dan revitaslisasi total sehingga memiliki konstruiksi modern berlantai dua yang selesai pembangunannya pada 2005.(*)