Jember (Antara Jatim) - Kenaikan tarif dasar listrik kembali mendorong laju inflasi bulan April 2017 di Kabupaten Jember menjadi sebesar 0,28 persen dan inflasi year-on-year" sebesar 3,61 persen dan angka itu jauh lebih tinggi pada tahun kalender April 2016 sebesar 2,94 persen.
"Pada bulan April 2017, pemerintah kembali menghapus subsidi tarif listrik tahap 2 untuk golongan 900 VA, sehingga berpengaruh pada laju inflasi dan tarif listrik menjadi penyumbang inflasi pada Februasi 2017," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di kantor BPS setempat, Selasa.
Menurutnya terjadinya inflasi bulan April 2017 karena perhitungan tarif listrik dari jumlah pelanggan pascabayar dan baru terasa dampaknya setelah melakukan transaksi pembayaran listrik atas penggunaan listrik bulan Maret 2017.
"Tarif listrik mengalami inflasi sebesar 9,72 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,30 persen pada bulan April 2017," tuturnya.
Apabila pemerintah tidak menaikkan tarif listrik, lanjut dia, maka Kabupaten Jember berpotensi mengalami deflasi sebesar 0,02 persen pada April 2017.
Ia menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah menghapus subsidi tarif listrik secara bertahap pada golongan 900 VA mulai Januari hingga dicabutnya subsidi pada Juni 2017 akan memberikan dampak pada tingginya inflasi di Jember.
"Selain tarif listrik, komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Jember di antaranya daging ayam ras yang memberikan sumbangan inflasi 0,05 persen, tomat sayur 0,03 persen, bensin 0,02 persen, emas perhiasan 0,02 persen, dan bawang putih 0,02 persen," katanya.
Tarif listrik, lanjut dia, menjadi penyumbang inflasi tertinggi di delapan kabupaten/kota IHK di Jatim, sehingga penyebab inflasi banyak didominasi oleh komponen yang diatur oleh pemerintah (administered price).
Sedangkan penyumbang deflasi pada April 2017 di Kabupaten Jember di antaranya bawang merah, cabai rawit, beras, jagung muda, gula pasir, kacang panjang, dan cabai merah.
Dari delapan indeks harga konsumen (IHK) di Provinsi Jawa Timur, semua kabupaten/kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,48 persen, diikuti Kota Madiun sebesar 0,45 persen, Kota Probolinggo (0,44 persen), Kota Kediri (0,38 persen), Kota Malang (0,35 persen).
Kemudian diikuti Kabupaten Jember sebesar 0,28 persen, Kota Surabaya (0,23 persen), dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep (0,14 persen). Sedangkan inflasi Jawa Timur pada April 2017 sebesar 0,29 persen dan nasional mengalami inflasi 0,09 persen.(*)