Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan Jatim kehilangan sosok seniman yang berdedikasi tinggi dengan meninggalnya pelawak Bambang Gentolet akibat sakit pada Kamis (27/4) malam.
"Masyarakat Jatim kehilangan karena Bambang Gentolet ini pelawak legendaris dan tak ada penggantinya," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Jumat.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengaku hubungan baiknya dengan Bambang Gentolet lebih dari teman karena kerap bertemu meski tidak dalam sedang bekerja.
Menurut dia, selama hidupnya almarhum selalu ceria dan tak pernah menunjukkan sikap mengeluh, terlebih saat berada di atas panggung yang dikenal dengan gaya khas candaannya.
"Siapa yang tidak mengenal sosok Bambang Gentolet. Di panggung maupun di luar panggung, tetap seperti itu. Rendah hati dan tak pernah mengeluh sedikitpun," ucap orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.
Gus Ipul sendiri mengaku malam ini sebenarnya akan berada sepanggung dengan Bambang Gentolet pada sebuah acara musik di salah satu televisi nasional di Jatim.
"Tentu hal itu membuat saya dan semuanya sedih. Sekali lagi, kami turut duka cita dan semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT," katanya.
Kepada para seniman, khususnya pelawak muda, ia berharap mengambil sisi-sisi positif yang dapat diteladani dari seorang Bambang Gentolet selama berkarya, seperti sifat dan loyalitasnya menghibur masyarakat.
Sementara itu, jenazah Bambang Gentolet dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Babat Jerawat, Surabaya, setelah dishalatkan usai Shalat Jumat.
Pelawak bernama asli Kasbianto, kelahiran Yogyakarta, 30 Juni 1941, tersebut meninggalkan dua anak, sedangkan istrinya, Widiati, terlebih dahulu meninggal dunia sekitar dua tahun lalu.
Selain berkiprah di dunia seni lawak, Bambang Gentolet juga pernah bermain film layar lebar seperti "Untung Ada Saya" bersama seniman lainnya, Gepeng pada 1982.
Selain itu juga film "Mencari Untung" pada 1983 serta film "Darah dan Mahkota" pada tahun sama, serta aktif di berbagai organisasi seniman dan artis hingga organisasi antinarkoba di Kota Surabaya dan Jawa Timur. (*)