Bojonegoro (Antara Jatim) - Camat Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Hartono mengatakan tanah retak Kali Gandong di dekat pemukiman warga di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, tidak berkembang, namun ada satu rumah warga yang harus dibongkar.
"Tanah retak di Kali Gondang tidak berkembang, tetapi ada satu rumah yang harus dibongkar karena di sekitar rumahnya muncul retakan dan pergeseran tanah," kata Hartono di Bojonegoro, Rabu.
Hal itu dibenarkan Kepala Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Yutik, yang menyebutkan satu rumah milik Wasih (45), yang dihuni empat jiwa terpaksa harus dibongkar karena kondisinya sudah kritis.
Posisi rumah itu, menurut dia, berada di tikungan sungai, sehingga ancaman longsor Kali Gandong akan terus berkembang.
Di sekitar rumah Wasih mulai halaman depan, samping, juga di dalam rumah rumah muncul retakan tanah, bahkan tanah di sekitar rumah bergeser.
"Proses pembongkaran rumah sekarang ini masih berlangsung secara gotong royong dibantu warga. Keluarga Wasih dititipkan ke tetangganya dulu sambil mencari lokasi untuk relokasi rumahnya," paparnya.
Menjawab pertanyaan ia menegaskan sejumlah rumah lainnya yang di lokasi setempat masih aman, meskipun jaraknya hanya berkisar 3-6 meter dari tebing Kali Gandong.
Menurut dia, terjadinya tanah retak di desa setempat berawal dari hujan deras sehari lalu mengakibatkan Kali Gandong airnya meluap.
Bersamaan dengan air surut, lanjut dia, muncul retakan dan pergeseran tanah di tepi Kali Gandong terutama di kediaman Wasih.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo menjelaskan proses relokasi rumah warga yang terkena bencana bisa dilakukan desa dengan memanfaatkan APBDes melalui pos anggaran bencana.
"Pemkab bisa mengusulkan rumah korban bencana memperoleh santunan yang besarnya Rp5 juta," ucapnya.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Yudi Hendro menambahkan glokasi pos darurat bencana termasuk di dalamnya untuk memberikan santunan kepada korban bencana, juga untuk keperluan lainnya mencapai Rp5,5 miliar di dalam APBD 2017.
"Alokasi anggaran yang tersedia itu selain untuk santunan terbesar dimanfaatkan untuk memperbaiki sejumlah prasarana umum, seperti jalan, jembatan yang mengalami longsor selama musim hujan," paparnya. (*)