Surabaya (Antara Jatim) - Komisi IX DPR RI mendorong percepatan pemerataan dokter spesialis di
daerah-daerah guna meningkatkan pelayanan kesehatan lebih baik bagi
masyarakat.
Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf
saat berkunjung di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat
mengatakan, dokter spesialis saat ini masih terpusat di perkotaan dan
sagat minim di daerah-daerah terpencil.
"Data terbesar itu di Jabar dengan 7 ribuan dokter spesialis. Jatim
sekitar 6 ribu, Jateng 5 ribu. Jadi dokter spesialis sangat kurang
khususnya di daerah terpencil," kata Dede.
Ia menyebut penempatan dokter spesialis di berbagai daerah di
Indonesia sekarang ini sebenarnya sudah ditunjang dengan insentif
tinggi.
"Wajib kerja dokter spesialis diberikan tunjangan. Pemerintah pusat
akan memberikan insentif dalam rentang Rp23-30 juta per bulan
disesuaikan dengan wilayah kerja penempatan dokter spesialis," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Kohar Hari
Santoso mengakui pemerataan dokter spesialis di Jatim belum menyebar
dengan maksimal.
"Dokter spesialis di Jatim belum merata di berbagai daerah karena
ada daerah belum terjangkau. Memang distribusi dokter sekarang ini
terfokus pada daerah yang potensial perputaran ekonomi besar," kata
Kohar.
Kohar melihat masalah kesejahteraan masih perlu menjadi perhatian
serius. Oleh sebab itu Dinkes mengusulkan adanya tambahan kriteria
penempatan dokter spesialis.
"Perlu ditambahkan kriterianya. Sebab ada daerah yang tidak
diminati, daerah kekurangan spesialis. Aspek keamanan juga penting.
Selain itu juga perlu diatur masa kerja," ujarnya.
Dirinya mengatakan, sebagai salah satu universitas pencetak tenaga
dokter, Unair dinilai Kohar siap berkontribusi dalam menyiapkan dokter
kompeten.
Namun demikian peran pemerintah dibutuhkan, termasuk didalamnya bagaimana biaya kuliah dapat dijangkau.(*)
Komisi IX Dorong Percepatan Pemerataan Dokter Spesialis
Jumat, 24 Maret 2017 19:12 WIB
"Data terbesar itu di Jabar dengan 7 ribuan dokter spesialis. Jatim sekitar 6 ribu, Jateng 5ribu. Jadi dokter spesialis sangat kurang khususnya di daerah terpencil," kata Dede.