Surabaya (Antara Jatim) - Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya menerapkan metode kasih sayang dalam proses pendidikan untuk menurunkan angka kekerasan pada anak.
"Sebagai perguruan tinggi yang mencetak para pendidik, Unipa tak hanya memberikan teori pembelajaran terhadap mahasiswa. Namun, juga konsep mendidik dengan kasih sayang," kata Ketua Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (PPLP PT) Unipa, Prof Iskandar Wiryokusumo.
Iskandar mengatakan, pembelajaran dengan dasar kasih sayang akan mampu mengurangi tingkat kekerasan pada anak. Menurutnya, selama ini pembelajaran guru dilakukan dengan konsep behavioristik. Di mana, guru melihat kemampuan anak dari luar. Misalnya, anak sudah bisa menghitung dan sebagainya.
”Dalam teori behavior ini, guru menekankan disiplin dari luar, tapi pada kenyataanya reaksinya anak berbeda, ada yang protes dan menganggap upaya disiplin itu sebagai bentuk tekanan maupun kekerasan” kata Iskandar usai seminar bertajuk "Pendidikan kasih Sayang Solusi Pencegahan Kekerasan pada Anak" di Ruang Teater 2, Gedung pascasarjana Unipa Surabaya, Senin.
Maka dari itu, guru harus mampu melakukan upaya pendisiplinan anak dengan menggunakan kasih sayang. Sebab, guru yang mengajarkan kedisiplinan dengan rasa kasih sayang akan memunculkan pembelajaran kontruktivisme. Dimana, mula pembelajaran yang awalnya berorentasi pada siswa, namun kasih sayang siswa proses pembelajaran berpusat juga siswa.
Dia menjelaskan, bila di posisikan bagaikan bejana kosong yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali informasi oleh gurunya. Atau siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk menerima pengatahuan dari gurunya. Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar guru.
Dirinya menegaskan, guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber informasi. Sedangkan sumber belajar yang lain bisa teman sebaya, perpustakaan, alam, laboratorium, televisi dan lainnya.
”Pembelajaran konstruktif dengan kasih sayang akan membuat anak menyadari akan tanggung jawab pada dirinya. Dimana, siswa boleh bebas tapi tidak merugikan orang lain. Jika demikian, siswa dan guru memiliki kesadaran untuk tidak melakukan tindakan kekerasan ke orang lain,” kata Iskandar.
Iskandar berharap lulusan Unipa mampu berinovasi dalam proses pembelajaran. ”Apapun metode yang digunakan, baik pembejalaran behavioristik maupun kontruktif, namun semua lulusan Unipa tetap menjadi guru yang mengajar dengan kasih sayang,” pungkas Iskandar (*)
Unipa Surabaya Terapkan Metode Kasih Sayang
Senin, 24 Oktober 2016 17:29 WIB
"Sebagai perguruan tinggi yang mencetak para pendidik, Unipa tak hanya memberikan teori pembelajaran terhadap mahasiswa. Namun, juga konsep mendidik dengan kasih sayang," kata Ketua Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (PPLP PT) Unipa, Prof Iskandar Wiryokusumo.