Madiun (Antara Jatim) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 4 Jawa Timur menargetkan penetrasi pasar keuangan syariah di wilayah provinsi setempat bisa mencapai di atas 5 persen terhadap transaksi pasar keuangan nasional.
"Tidak hanya terhadap transaksi perbankan nasional, penetrasi keuangan syariah diharapkan juga menembus ke pasar nonperbankan dan pasar modal yang sifatnya syariah," ujar Kepala OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur Sukamto di Madiun, Sabtu.
Di sela kegiatan Gebyar Aku Cinta Keuangan Syariah "Roadshow" Kota Madiun 2016, ia mengatakan potensi pengembangan keuangan syariah di daerah Jawa Timur sangat besar karena penduduk provinsi tersebut 90 persennya beragama islam.
"Meski 90 persen berpenduduk muslim, namun penetrasi pasar keuangan syariahnya masih belum menembus angka 5 persen," kata dia.
Data menyebutkan, pangsa aset perbankan syariah di Jawa Timur tercatat hingga Juli 2016 baru mencapai 4,5 hingga 4,8 persen.
Sedangkan total pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Jawa Timur telah mencapai Rp24,3 triliun dengan komposisi penyaluran kepada UMKM sebesar 26 persen, serta simpanan masyarakat di perbankan syariah mencapai Rp20,1 triliun.
"Jumlah simpanan sebesar Rp20,1 triliun tersebut hanya 4,4 persen dari total seluruh simpanan masyarakat di Jatim," kata dia.
Untuk itu, OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur berkomitmen mendukung dan mendorong langkah-langkahpengembangan serta peguatan industri keuangan syariah di daerah. Salah satunya dengan menggelar kegiatan Gebyar Aku Cita Keuangan Syariah "Roadshow" Kota Madiun 2016.
Dalam kegiatan tersebut, terdapat dua agenda yang digunakan OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur untuk mempromisikan keuangan syariah ke masyarakat. Yakni, seminar Peranan Komitmen "Stakeholders" dalam Pengembangan Bisnis dan Keuangan Syariah serta "Diseminasi" Buku Kumpulan Khotbah Bisnis dan Keuangan Syariah yang digelar tanggal 1 Oktober di Hotel Sun City Kota Madiun. Kegiatan yang kedua adalah "Fun Walk" serta pameran UMKM dan industri kreatif pada tanggal 2 Oktober di lokasi yang sama.
"Kegiatan itu penting karena bertujuan untuk mengedukasi tentang keuangan syariah kepada masyarakat dan menunjukkan bentuk nyata kolaborasi antara industri jasa keuangan syariah dengan para pelaku sektor riil (industri kreatif dan usaha kecil) dalam berkegiatn ekonomi syariah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Sukamto.
Ia menambahkan, edukasi mutlak penting dilakukan karena berdasarkan survei, minimnya penetrasi pasar keuangan syariah di Jatim tersebut dipengaruhi oleh rendahnya pemahaman masyarakat akan bisnis keuangan syariah. Selain itu juga disebabkan karena infrastruktur keuangan syariah yang belum mendukung.
Karenanya, dengan melibatka para da'i, khatib, ulama, tokoh masyarakat muslim, serta perwakilan dari MUI, NU, Muhammadiyah, serta Asosiasi dan Lembaga jasa Keuangan Syariah sebagai peserta seminar, diharapkan mereka dapat mensyiarkan tentang bisnis dan keuangan syariah di masyarakat, terlebih di Kota Madiun dan sekitarnya.
"Dengan demikian, penetrasi pasar keuangan syariah di Jawa Timur bisa meningkat signifikan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Adapun acara serupa telah diselenggarakan di enam kota besar di seluruh Indonesai sebagai bagian dari Kampanye Nasional Aku Cinta Keuangan Syariah. (*)