Kediri (Antara Jatim) - Kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran sebesar Rp200 juta per program studi selama 2016 untuk penelitian dosen, dengan harapan semakin mendorong agar kualitas dosen menjadi lebih berkembang.
"Kami sengaja memberikan alokasi hingga Rp200 juta per prodi selama 2016, dan nominal ini cukup besar. Kami ingin agar dosen lebih bersemangat dan mendorong mereka membudayakan membuat penelitian," kata Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi PGRI (YPLP-PT PGRI) Kediri Juli Sulaksosno di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, kampus selalu terbuka dan berharap para dosen memanfaatkan berbagai peluang yang telah diberikan. Untuk anggarannya, setiap pengajuan mendapatkan dana alokasi hingga Rp5 juta.
Selain adanya alokasi dana untuk penelitian internal dosen, Juli juga menyebut di Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) pun banyak program biaya penelitian yang juga ditawarkan. Bahkan, besarnya juga tidak sama, bisa lebih dari 10 juta hingga ratusan juta per penelitian yang lolos. Pihaknya pun juga mendorong agar para dosen juga memanfaatkan peluang mendapatkan program tersebut.
"Penelitian dari Kemenristekdikti juga banyak. Jadi, kami juga mendorong agar para dosen memanfaatkan beragam peluang untuk pengembangan dirinya," katanya.
ihaknya mengungkapkan, sempat terjadinya masalah di internal kampus, sehingga menyebabkan status kampus menjadi nonaktif, membuat manajemen selalu melakukan berbagai kebijakan yang lebih baik.
Selain meningkatkan kualitas dosen, juga membenahi kualitas pendidikan maupun manajemennya. Pada tahun ajaran 2015, kampus tersebut juga sempat tidak membuka pendaftaran baru, dan pada 2016 ini sudah mulai lagi. Saat ini, dari target penerimaan siswa baru yang mencapai 2.000 orang, masih ada 500 orang yang sudah lolos seleksi diterima di kampus ini.
Juli juga menegaskan, saat ini dari kampus berupaya untuk terus memperbaiki kualitas dosen pengajar. Jumlah dosen di kampus ini mencapai 145 orang dan yang sudah bergelar doktor ada 54 dosen.
Terkait dengan adanya sejumlah perguruan tinggi yang sudah mulai masuk dan membangun kampus ke Kediri, misalnya Universitas Brawijaya, yang membuka kampus cabang di Kediri, Kampus Politeknik Kediri, Juli mengatakan kampus bukan merasa tersaingi.
Juli menyebut, pendirian kampus itu tentunya sudah sesuai dengan beragam pertimbangan dan tentunya bisa membawa dampak positif bagi sekitarnya, dimana salah satunya roda perekonomian bergerak. Hal itu berkaca dari adanya kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri, ini, dimana perekonomian masyarakat bisa menjadi lebih baik.
"UB memang berdiri, tapi bukan saingan. Kami anggap sebagai mitra. Bahkan, selain UB juga ada kampus politeknik yang saat ini dalam masa pembangunan di Kediri. Kami tetap mendukung pemerintah dengan harapan Kediri bisa menjadi kota pelajar ketiga setelah Yogyakarta dan Malang," ujar Juli. (*)