Surabaya, (Antara Jatim) - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berusaha mendorong penyerapan asuransi sektor pertanian karena minimnya serapan, sebab memasuki semester I/2016 masih mencapai Rp200 juta hingga Rp300 juta, dari target nasional sebesar Rp180 miliar hingga akhir 2016.
Kepala Cabang Ritel Surabaya PT Jasindo, Setiadi Imansyah di Surabaya, Kamis mengatakan hingga saat ini penyerapan masih jauh dari target nasional, sehingga pihaknya kini terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Rendahnya penyerapan dimungkinkan karena asuransi pertanian ini merupakan produk baru yang diluncurkan tahun 2015. Jadi masih butuh sosialisasi kepada para petani," katanya.
Setiadi mengatakan, di Jawa Timur asuransi pertanian terserap pada lahan seluas 175 hektar sawah, dan nasional terserap sekitar 400 ribu hektar sawah atau sekitar 30 persen dari target.
"Jumlah tersebut secara umum meningkat sedikit dibanding tahun 2015 yang hanya terserap sekitar 300 ribu hektar sawah," katanya.
Setiadi menjelaskan, setiap asuransi pertanian dikenai premi sebesar Rp180 ribu. Jumlah itu masih disubsidi pemerintah sebesar 80 persen, sehingga petani cukup membayar Rp36 ribu setiap hektar sawah yang diasuransikan.
"Dari premi tersebut, nantinya para petani mendapat ganti rugi sebesar Rp6 juta per hektar, dan akan diberikan jika petani mengalami gagal panen atau bencana alam," katanya.
Setiadi mengaku akan lebih menggenjot sosialisasi agar tercapai target premi di sektor pertanian, sebab saat ini masih banyak petani yang belum mengerti tentang asuransi.
"Atau ada yang sudah mengerti tetapi masih takut atau ragu dengan asuransi. Oleh karena itu dengan sosialisasi diharapkan akan banyak yang tertarik," katanya.
Sebab, kata Setiadi, sejumlah petani memang belum mengetahui manfaat dari asuransi karena asuransi pertanian bersifat tiga atau dua kali masa tanam.
"Untuk nasional, asuransi pertanian ditarget mampu menyerap satu juta hektar sawah, dengan total premi yang sudah diserap sebesar Rp50 miliar," katanya.(*)