Bondowoso (Antara Jatim) - Pemerintaha Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur meminta pegelola dan kelompok petani kopi rakyat untuk mengimplementasikan penganekaragaman (diversifikasi) produk kopi arabika sehingga dapat menambah pendapatan setiap penjual kopi.
"Implementasi mendiversifikasi atau menganekaragamkan produk kopi rakyat yang ada di Kecamatan Sempol sudah berjalan setelah Bondowoso ditunjuk dan diajukan sebagai sentra pengembangan kopi arabika oleh Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) beberapa waktu lalu," ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Kabupaten Bondowoso Muhammad Erfan di Bondowoso, Selasa.
Ia mengemukakan bahwa dengan menerapkan penganekaragaman produk kopi arabika milik petani di Lereng Gunung Ijen dan Gunung raung tersebut nantinya petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih bila dibandingkan menjual kopi mentah.
Untuk meningkatkan pendapatan penjualan kopi, kata dia, petani diminta tidak hanya berhenti atau menjual pada kopi HS basah (hasil dari proses pengupasan kulit buah menjadi biji yang masih memiliki kulit tanduk), tetapi perlu menjual produk kopi siap sangrai, "green beans" (biji kopi berwarna hijau setelah proses pengeringan), dan juga dijual berbentuk bubuk (ground) serta kopi OC (berasan kering).
"Diversifikasi produk kopi petani di Bondowoso sebenarnya sudah kami dirintis sejak tahun lalu, akan tetapi persentasenya masih kecil dari jumlah kelompok petani kopi arabika. Dan kopi siap sangraidan kopi bubuk sudah ada beberapa negara di Eropa dan Asia yang memesan kopi "green bean" dan kopi bubuk," katanya.
Menurut Erfan, beberapa negara di Asia yang sudah memesan produk kopi arabika Bondowoso diantaranya, Brunai Darussalam dan Korea Selatan memesan kopi siap sangrai, dan Jepang memesan dalam bentuk kopi sangrai akan tetapi belum terealisasi.
"Diversifikasi produk kopi akan mampu memberikan nilai tambah bagi pengelola kopi rakyat. Misal kopi arabika HS basah dijual dengan harga Rp22.000 per kilogram, sedangkan jika dijual OC (berasan kering) sampai Rp60.000 per kilogram. Terlebih kopi siap sangrai dijual dengan harga Rp100.000 per kilogram, kopi sangrai dijual Rp150.000 per kilogram dan kopi arabika berbentuk bubuk harganya bisa capai Rp400.000 per kilogram.
Ia menambahkan menambahkan, dari 40 kelompok petani kopi arabika di Bondowoso hanya ada 14 kelompok yang memproduksi sampai hilir, yakni sampai bubuk atau setidaknya sangrai. (*)