Surabaya (Antara Jatim) - Badan Nasional Penangulangan Teroris (BNPT) mendeteksi sekitar 600 warga Jawa Timur menjadi pengikut gerakan ISIS setelah dibaiat menjadi dua gelombang.
"Kami tetap memantau mereka yang telah berbaiat terhadap ISIS," ujar Kepala BNPT Jawa Timur Soubar Isman usai menjadi pembicara dalam Pemantapan Wawasan Kebangsaan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur, Selasa.
Ia menjelaskan, gelombang pertama pembaiatan adalah 200 warga di daerah lokal barat atau di sekitar Magetan pada pertengahan 2015, sedangkan kedua di Malang pada akhir 2015 dengan peserta 400 orang.
"Mereka ini dibaiat oleh mantan murid dari Abu Bakar Ba'asyir dan mengidolakannya, bahkan sebagian dari mereka pernah menjadi murid di pondoknya," ucapnya.
Selain memantau, saat ini pihaknya mendekati beberapa orang di antaranya dengan harapan bisa meninggalkan ISIS, termasuk keluarganya.
Sementara itu, terkait indikasi munculnya terorisme di Jatim dinilainya belum terlihat, namun potensi radikalisme cukup banyak bibitnya sehingga harus segera diantisipasi.
Saat ini, kata dia, terdapat delapan daerah di Jatim yang berpotensi memiliki paham radikalisme, seperti di Sidoarjo, Pasuruan, Blitar, Tulungagung, Kabupaten Malang, Kota Malang, Banyuwangi dan Lamongan.
Untuk memutus mata rantai terorisme dan radikalisme, lanjut dia, BNPT terus melakukan berbagai pendekatan terhadap keluarga penganut radikalisme sebagai langkah mengantisipasi menyebarnya aliran tersebut.
"Kami juga melakukan sosialisasi ke semua elemen. Termasuk kerja sama dengan sejumlah ormas dan media massa," katanya.
Selain itu, para tersangka terorisme yang sekarang berada di dalam penjara juga dipisah dan disebar di berbagai lembaga kemasyarakatan.
"Sebab jika dikumpulkan di satu lapas malah akan menyuburkan gerakannya, karena itulah harus dipisah," katanya. (*)