Sebentar lagi, masyarakat Indonesia akan memasuki "gerbang" ekonomi terbesar dalam sejarah. Tidak hanya Indonesia, beberapa negara lain juga akan mengalami hal serupa. Mereka menyebutnya dengan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
Segala macam persiapan juga sudah dilakukan untuk menghadapi perdagangan bebas ASEAN ini. Terutama, bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah ini merupakan salah satu tantangan tersendiri.
Tidak mau kalah, organisasi kemasyarakatan-keagamaan di Indonesia, Muhammadiyah, juga turut mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan MEA itu.
Adalah Muhammadiyah Jawa Timur yang sukses melaksanakan musyawarah wilayah ke-15 telah mengusung agenda besar yakni Jihad Ekonomi. Salah satu tujuan utamanya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Kami akan membahas masalah ekonomi masyarakat karena perekonomian masyarakat Indonesia saat ini masih kurang bagus," ucap ketua terpilih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Saad Ibrahim, 15-11-15.
Sebagai bukti keseriusannya, Muhammadiyah juga akan akan membentuk tim bidang usaha sebagai salah satu fokus kegiatan peningkatan perekonomian. Kondisi itu memang cukup beralasan, karena Muhammadiyah sendiri memiliki banyak pengusaha yang mampu menggerakkan sendi-sendi perekonomian.
"Nanti ada tim yang mengonsep dan menjadikan program kerja bidang usaha. Di Muhammadiyah banyak pengusaha yang bisa menggerakkan jihad ekonomi," tandasnya.
Tidak terlalu tinggi dalam ancang-ancang mewujudkan keinginannya ini, Jawa Timur ingin memiliki Restoran Muhammadiyah yang bisa diwujudkan untuk membangun perekonomian ini.
Hal itu dilakukan karena selama ini Muhammadiyah telah sukses membangun dunia pendidikan mulai dari TK sampai dengan tingkat universitas yang ada di Jawa Timur. Selain itu, keberadaan rumah sakit juga sudah tersebar hampir di seluruh kabupaten yang ada di Jawa Timur.
Kini saatnya, Muhammadiyah beralih pada gerakan ekonomi kemasyarakatan yang dikemas dengan jihad ekonomi. Hal itu mendapat dukungan dari Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf saat membuka musyawarah itu.
Di hadapan ratusan pimpinan Muhammadiyah se-Jatim, ia mendorong pada Muhammadiyah untuk memperkuat ekonomi kerakyatan melalui usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Apalagi, potensi UMKM itu sangat besar, cuma kurang "branding" saja.
"Saat ini terdapat banyak pekerjaan rumah di bidang ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, kesenjangan, dan pemberdayaan perempuan dan Muhammadiyah dapat mengambil bagian dalam mengatasi permasalahan ekonomi salah satunya dengan penguatan ekonomi kerakyatan," tukas Gus Ipul, panggilan akrabnya.
Baginya, kalau ekonomi rakyat tumbuh dan bangkit, maka kesejahteraan bangsa ini juga akan terangkat dengan baik. Muhammadiyah sudah cukup banyak berperan dalam proses pembangunan Jatim.
"Muhammadiyah telah berhasil melakukan peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan akhlak masyarakat Jatim," paparnya.
Semoga, gerakan Muhammadiyah dengan jihad ekonomi akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga Indonesia mampu menjadi "pemain" dalam era MEA. Amin, amin.... (*).