Jember (Antara Jatim) - Puluhan mahasiswa pecinta alam (Mapala) Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu, berdemonstrasi di bundaran DPRD setempat untuk menolak pertambangan di tiga kabupaten yakni Jember, Lumajang, dan Banyuwangi.
"Secara tegas kami menolak pertambangan karena dampaknya sangat merusak lingkungan bagi masyarakat sekitar dan juga masa depan bangsa," kata koordinator aksi Angga Pristiwantoro di sela-sela orasi di bundaran DPRD Jember.
Menurutnya, aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kelestarian lingkungan alam karena aktivitas pertambangan dapat merusak ekosistem kawasan dan menyebabkan bencana alam.
"Kami menyerukan kepada semua pihak baik eksekutif maupun legislatif untuk menolak pertambangan di Kabupaten Jember, Banyuwangi, dan Lumajang, demi masa depan anak cucu kita," tuturnya.
Ia juga mengapresiasi perjuangan Salim Kancil dan kawan-kawannya di Lumajang untuk mempertahankan kelestarian lingkungan dari aktivitas tambang pasir besi liar di Pantai Watu Pecak.
"Aksi ini juga sebagai solidaritas mahasiswa pecinta alam yang mendukung perjuangan Salim Kancil yang menolak tambang," ujarnya.
Angga juga meminta Pemkab dan DPRD Jember menutup pertambangan yang ada di pesisir selatan Kabupaten Jember karena kawasan tersebut seharusnya bebas dari aktivitas tambang.
"Kami akan mengirimkan petisi kepada DPRD Jember yang isinya menolak seluruh aktivitas pertambangan. Petisi itu juga diikuti oleh teman-teman mapala di Kabupaten Lumajang dan Banyuwangi yang juga melakukan aksi tolak tambang," paparnya.
Sejumlah aktivitis Mapala Jember juga melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan aksi kekerasan terhadap warga yang menolak tambang dan teatrikal itu sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Mahasiswa juga meminta dukungaan warga yang melintas di sekitar bundaran DPRD melalui tanda tangan di spanduk dengan menggunakan tinta merah sebagai bentuk dukungan terhadap penolakan aktivitas pertambangan di Jember.(*)