Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Ilmu Kesehetan Universitas Muhammadiyah (UMSurabaya) memberikan kado produk untuk anak yang didaur ulang dari bekas tempat telur untuk melatih berhitung anak retardasi mental atau keterbelakangan mental bertepatan hari kesehatan nasional.
"Selain daur ulang bekas tempat telur, saya juga membuat boneka tangan dari sisa kain untuk membantu aktivitas sehari-hari anak guna mencari solusi bagaimana anak dengan retardasi mental masih bisa mendapatkan sebuah metode pembelajaran," kata Mahasiswa UMSurabaya, Ira Purnamasari di UMSurabaya, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa temuannya merupakan bentuk solidaritas yang kontributif ats keprihatinannya kepada anak- anak yang mengalami retardasi mental dan yang keluarga yang tidak mampu sehingga bisa memnfaatkan barang-barang bekas yang tepat guna.
"Seorang anak yang mengalami mental retardasi dalam hal komunikasi mengalami kesulitan karena perbendaharaan kata yang terbatas, mereka kesulitan (handicap) untuk membaca, berhitung serta untuk menulis, sehingga mereka juga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku yang sesuai dengan usianya," tuturnya.
Penyandang retardasi, lanjutnya juga sulit sekali menerima interaksi dengan teman sebaya, demikian juga interaksi yang terbatas dengan teman lawan jenisnya kelaminnya dan mudah dipengaruhi dan ingin sekali menyenangkan orang lain.
"Keprihatinannya kepada anak- anak yang mengalami retardasi mental dan yang keluarga yang tidak mampu, sehingga bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang tepat guna ditengah krisis ekonomi keluarganya," terangnya.
Menurut dia, semakin banyaknya sekolah luar biasa justru berbanding lurus dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat menyekolahkan anak-anak dengan retardasi mental, sehingga dapat menjadi hambatan bagi keluarga yang mempunyai kemampuan ekonomi yang rendah.
"Dalam hal ini anak retardasi mental sangat minim mendapatkan sebuah media pembelajaran guna untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga diharapkan dengan adanya daur ulang ini, mereka bisa memanfaatkannya sebagai media pembelajaran," ungkapnya.
Di sisi lain, Dosen Pembimbing sekaligus Wakil Dekan 1 FIK UMSurabaya, Mundakir, S.Kep.,M.Kep mengapresiasi apa yang dilakukan mahasiswanya. Ditengah negara yang mengalami persoalan dibidang kesehatan, mahasiswa-mahasiswanya mempunyai rasa empati yang tinggi.
"Sangat mengapresiasi dengan daur ulang ini, karena empatinya tidak hanya berupa ujaran akan tetapi saran yang kontributif untuk anak- anak yang mengalami retardasi mental," tandasnya. (*)