Surabaya (Antara Jatim) - Sekitar 16 warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat yang tergabung dalam "Friendship Force International" atau organisasi yang fokus dengan pertukaran budaya antar-negara menggunjungi Kampung Gundih, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Exchange Director Friendship Force Surabaya Hepi Hapsari mengatakan pihaknya sengaja memilih Kampung Gundih sebagai tujuan kunjungan, karena daerah itu sudah menjadi buah bibir sesama anggota organsiasi tersebut.
"Kampung Gundih sudah menjadi pembahasaan saat kongres Internasional Friendship Force International di Vancouver, Canada tahun lalu," katanya.
Mereka disambut hangat oleh warga beberapa sibuk dengan kamera masing-masing, mengabadikan keramahan warga. Ke-16 anggota rombongan, disambut dengan tarian yang kemudian diiringi dengan munculnya Reog Ponorogo.
Salah satu anggota, sempat mengenakan rompi yang dibuat dari kemasan bekas. Beberapa remaja yang ikut menyambut rombongan, segera mengabadikan moment tersebut dengan berfoto bersama anggota rombongan.
Adapun ke-16 ini berasal dari Whidbey Island dan Spokane yang merupakan area Washington DC, Amerika Serikat, serta Cape Town Afrika Selatan.
Ia mengatakan para rombongan sendiri yang meminta agar ditunjukan kondisi Kampung Gundih yang sesungguhnya. "Para anggota Friendship Force International saling berkirim foto dan informasi melalui email dan sosial media milik mereka," katanya.
Menurut dia, Gundih dipilih karena tranformasinya, mulai dari kawasan yang tidak dikenal hingga menjadi kawasan barometer kampung bersih Kota Surabaya.
Sementara itu, Lurah Gundih Maria Yuliani mengatakan, bahwa Kampung Gundih mampu bangkit dari keterpurukan, kini masyarakatnya mampu berwiraswasta, para ibu rumah tangga pun ikut menjadi penggerak roda perekonomian keluarga.
"Bahkan, seluruh lapisan masyarakat bisa ikut serta saling menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Ia mengatakan masyarakat Kampung Gundih telah memiliki berbagai usaha sebagai penggerak roda ekonomi masyarakatnya, mulai dari produk susu kamping etawa, olahan produk kulit, bahkan hingga kain batik. Ini yang membuat warga Kampung Gundih bangkit dari masa lalu.
Selain itu, katanya, masyarakat turut menjaga lingkungan, ini yang membuat kampung gundih mendapat predikat "best of the best" kampung green and clean tahun ini.
Selain berkunjung ke Kampung Gundih, anggota rombongan ini juga mencicipi susu kambing etawa dan menikmati kuliner soto dan gado-gado. Selain itu, mereka juga mengikuti panduan membatik yang diberikan oleh warga Gundih. Mereka diajarkan membatik di kain, dan topeng kayu.
Setelah dari Gundih, mereka akan melakukan city tour di monumen yang ada di Kota Surabaya. Selama di Surabaya, mereka tinggal di rumah sesama anggota Friendship Force International di Surabaya. (*)
Belasan WNA Amerika Kunjungi Kampung Gundih Surabaya
Selasa, 27 Oktober 2015 20:09 WIB
"Kampung Gundih sudah menjadi pembahasaan saat kongres Internasional Friendship Force International di Vancouver, Canada tahun lalu