Surabaya (Antara Jatim) – Sejumlah praktisi berpendapat media harus independen dan wartawan tidak boleh melacurkan diri untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
“Sampai kapan pun pers harus independen, sehingga tidak ada istilah pelacuran profesi di kalangan wartawan,” kata redaktur majalah Tempo, Endri Kurniawati, di sela diskusi publik tentang jurnalisme pada era Hos Tjokroaminoto dengan jurnalisme kini, di Surabaya, Sabtu.
Komunitas Surabaya "Young Journalholic" mengadakan diskusi publik bertema “Seandainya Tjokroaminoto Wartawan Bodreks” .
Diskusi ini dihadiri oleh beberapa praktisi media antara lain redaktur majalah Tempo, Endri Kurniawati, perwakilan dari AJI, dan juga beberapa praktisi pers lain dari berbagai media.
Menurut Endri, wartawan harus independen dengan tetap memperjuangkan keadilan dan kebenaran sehingga tidak ada istilah pelacuran profesi wartawan atau istilah wartawan “bodrek”.
Untuk itu, sikap tersebut haruslah ditanamkan dan disiapkan sistemnya bukan hanya wartawannya akan tetapi juga perusahaan atau institusi yang menaunginya.
Sementara itu, Hos tjokroaminoto merupakan perintis pers di Indonesia. Pada masanya pers digunakan sebagai alat perjuangan, dengan membangkitkan nasionalisme melalui surat kabar salah satunya Koran Oetoesan Hindia.
Pers saat itu benar – benar murni untuk jual beli karena belum ada yang mampu menjadi pengiklan. Akan tetapi setelah kemerdekaan pers mulai berkembang bukan hanya untuk kepentingan kemerdekaan semata akan tetapi juga sebagai motor perekonomian.
Praktisi: Media Harus Independen
Minggu, 23 Agustus 2015 5:39 WIB