Jember (Antara Jatim) - Peredaran uang palsu di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Jember yang meliputi Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Lumajang selama Januari-Mei 2015 mencapai Rp121.825.000.
"Uang palsu yang ditemukan di lima kabupaten tersebut didominasi oleh pecahan Rp100.000 dan hampir setiap tahun pecahan Rp100.000 merupakan uang palsu terbanyak," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, M. Lukman Hakim, di Jember, Selasa.
Uang palsu sebanyak Rp121.825.000 terdiri dari pecahan Rp100.000 sebanyak 1.087 lembar, pecahan Rp50.000 sebanyak 212 lembar, Rp20.000 sebanyak 125 lembar, Rp10.000 sebanyak satu lembar, dan pecahan Rp5.000 sebanyak tiga lembar.
"Total uang palsu selama lima bulan terakhir tercatat sebanyak 1.596 lembar," katanya.
Pada periode yang sama tahun lalu yakni Januari-Mei 2015 tercatat uang palsu yang beredar di lima kabupaten sebanyak Rp86.170.500.
"Memang ada peningkatan jumlah uang palsu tahun ini dibandingkan pada tahun lalu dengan periode yang sama yakni Januari-Mei, bahkan peningkatannya cukup tajam," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu menjelang Lebaran 2015 karena jumlah transaksi uang masuk dan uang keluar selama Ramadhan hingga Lebaran diprediksi meningkat.
"Untuk mengantisipasi meningkatnya peredaran uang palsu selama Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah, BI Jember akan meningkatkan kegiatan sosialisasi tentang keaslian uang rupiah," paparnya.
Lukman juga mengimbau warga tidak menukarkan uang di luar perbankan atau membeli uang pecahan baru di jalanan karena peredaran uang palsu cenderung meningkat selama Ramadhan hingga Lebaran.
"Sebaiknya menukarkan uang pada outlet resmi perbankan, agar terjamin keaslian dan jumlah lembar uang yang ditukar karena penukaran uang di perbankan tidak dipungut biaya alias gratis," katanya.(*)