Surabaya (Antara Jatim)- PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) membuat 102 lubang biopori guna mengantisipasi permasalahan banjir di Surabaya sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
"Upaya ini adalah solusi yang dapat digunakan untuk daerah pemukiman padat atau yang memiliki lahan resapan air hujan minim," kata Plt Direktur Utama PT PJB, Muljo Adji A G, ditemui pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, melalui Teknologi Biopori maka dapat mengurangi genangan air hujan. Salah satunya dengan meresapkan lebih banyak volume air hujan ke dalam tanah.
"Dengan begitu, kemungkinan banjir bisa diminimalkan," ujarnya.
Teknologi itu, jelas dia, dapat diaplikasikan di area yang 100 persen kedap air. Bahkan, sama sekali tidak ada tanah terbuka maupun di areal persawahan yang lokasinya di perbukitan.
"Prinsip teknologi ini, menghindari air hujan mengalir ke daerah yang lebih rendah. Lalu, membiarkannya terserap ke dalam tanah melalui lubang resapan," tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu penyebab banjir selama ini adalah air hujan yang mengguyur di wilayah hulu tidak bisa terserap dengan baik. Hal itu dikarenakan berkurangnya pepohonan dan banyak bangunan sehingga di wilayah hilir kebanjiran.
"Meski demikian, kegiatan Lubang Resapan Biopori telah kami lakukan. Khususnya dengan tema Seven Billion Dreams, One Planet, Consumer With Care," ucapnya.
Hal itu, sebut dia, diterapkan di semua unit kerja di bawah naungan PJB. Jumlahnya mencapai 1.000 lubang biopori.
"Pada masa mendatang, jumlah yang sudah ada akan ditambah sesuai kebutuhan," katanya.
Kegiatan tersebut, lanjut dia, berdasarkan misi PJB sebagai perusahaan tanah lingkungan. Tindakan ini sekaligus komitmennya untuk peduli terhadap pelestarian lingkungan.
"Kami harap LRB dapat mengurangi potensi genangan air yang sering terjadi di area kantor di Jalan Ketintang. Selain itu guna menjaga ketersediaan cadangan air tanah," katanya.(*)