Seekor Komodo Koleksi KBS Ditemukan Mati
Senin, 25 Mei 2015 19:57 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Seekor komodo (Varanus komodoensis) yang merupakan salah satu koleksi di Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan mati di kandangnya.
Staff Komunikasi PD Taman Satwa KBS Ryan Adi Djauhari, di Surabaya, Senin, membenarkan seekor komodo mati pada Minggu (24/5). Menurut dia, yang pertama kali menemukan komodo tersebut mati adalah Kepala Perawat Satwa Komodo, Suraji.
"Saat itu kepala perawat hendak melakukan pembersihan kandang. Namun sampai di sana, ditemukan komodo dengan ID K-8 sudah tidak bernyawa," katanya.
Hasil otopsi, lanjut dia, menemukan adanya pembengkakan di organ jantung. Diduga karena pengaruh faktor usia dan menurunnya fungsi organ pada satwa tersebut.
"Selanjutnya sampel organ jantung dan organ lainnya di kirim ke Laboratorium Kesehatan Hewan Universitas Airlangga untuk diteliti lebih lanjut," katanya.
Ia menambahkan pada tahun 2000, KBS menerima 11 komodo yang selanjutnya berperan menjadi generasi parenting (F-0) bagi populasi yang ada sekarang di KBS yang berjumlah total 80 ekor dengan variasi dari F-0 sampai dengan F-3.
Salah satu individu yang diterima pada tahun 2000 adalah komodo muda berusia sekitar tujuh tahun dari Flores yang kemudian ditandai dengan nomor chip 0001435BB9 dengan ID lokal KBS K-8.
Kondisi ketika datang adalah ekor buntung sehingga secara reproduksi tidak dapat berfungsi. ID K-8 menempati kandang peraga komodo 1-A bersama dengan 4 jantan dan 2 betina.
Pejabat Sementara Direktur Utama PDTS KBS Aschta Boestani-Tajudin menambahkan usia K-8 pada saat kematian adalah 22 tahun. Umur rata-rata kehidupan Komodo di KBS adalah sekitar 20 tahun dan di luar KBS umur rata-rata kehidupan lebih rendang sekitar 15 tahun.
"Kami sangat berduka atas kematian K-8 karena merupakan Komodo tertua yang pernah di rawat oleh KBS. PD Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya tetap berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan satwa di KBS," ujarnya.
Kematian komodo ini tidak menghentikan upaya perlindungan terhadap hewan pemakan daging ini. Salah satunya dengan pemasangan microchips pada anakan komodo yang berjumlah 12 (duabelas) ekor pada 27-28 Mei 2015. Serta dilakukan penimbangan dan pengukuran badan, hal tersebut dilakukan secara berkala untuk mengontrol kesehatan dan perkembangannya. (*)