KPA Madiun Temukan Delapan Kasus Baru ODHA
Senin, 20 April 2015 16:03 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Kota Madiun, Jawa Timur, menemukan delapan penderita baru orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di wilayah setempat sejak Januari hingga pertengahan April 2015.
"Dari jumlah itu, terinci satu temuan di bulan Januari, empat penderita di bulan Februari, dua penderita di bulan Maret, dan satu temuan baru di awal April 2015," ujar Koordinator KPA Kota Madiun, Erlina, kepada wartawan, Senin.
Menurut dia, tahun ini terjadi peningkatan temuan ODHA dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dimana, pada tahun lalu, setiap bulan rata-rata hanya ada satu temuan penderita baru. Namun sejak awal tahun 2015 sampai saat ini, KPA sudah menemukan delapan penderita baru.
"Jika tahun lalu, rata-rata dalam satu bulan ditemukan satu penderita saja. Tahun ini baru empat bulan sudah delapan penderita, mereka berusia antara 20 tahun sampai 75 tahun," kata dia.
Ia menjelaskan, rata-rata ke delapan orang tersebut sudah masuk ke fase Aids dengan mengalami infeksi oportunistik (IO) yang bermacam-macam. Seperti, berat badan menurun, sesak nafas, infeksi lambung, anemia, dan tubercolosis.
Kasus temuan ODHA terbaru, salah satunya berstatus mahasiswa aktif salah satu perguruan tinggi di Kota Madiun. Bahkan, penderita juga mengalami infeksi oportunistik akut yang dibuktikan dengan sering keluar dan masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan.
"Kalau berdasarkan hasil temuan pada akhir Maret 2015 lalu, diperkirakan ODHA ini sudah lama terjangkit virus, kemungkinan tiga sampai lima tahun sebelumnya, mengingat masa inkubasi HIV dalam rentang waktu itu," terangnya.
Adapun, faktor utama penularan penyakit tersebut karena pergaulan seks bebas. Kini, yang bersangkutan sudah masuk dalam pengawasan KPA, mulai pemantauan konsumsinya hingga akses obat antiretroviral (ARV).
Guna mencegah penularan virus HIV/AIDS di Madiun, dinkes dan lembaga terkait lainnya terus melakukan pendampingan dan sosialisasi tentang bahayanya penyakit HIV/AIDS secara maksimal kepada masyarakat, baik umum maupun perisiko tinggi.
Sosialisasi dan pendampingan juga dilakukan kepada para penderitanya sendiri atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta keluarganya.(*)