UN Berbasis Komputer di Surabaya Temui Kendala
Senin, 13 April 2015 18:03 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dengan menggunakan sistem "Computer Base Tes" (CBT) hari pertama di beberapa sekolah di Kota Surabaya, Senin, terkendala dengan tidak berfungsinya server dengan baik.
"Ada beberapa sekolah servernya tidak bisa connect (terhubung) dengan pusat," kata Ketua Komisi D Bidang Pendidikan DPRD Surabaya Agustin Poliana saat melakukan sidak UN CBT di Surabaya.
Menurut dia, ada dua sekolah yakni SMKN 4 dan SMKN 6 server di sekolah tidak tergubung dengan Pusat. Akibatnya, 10 siswa SMKN 4 Surabaya yang terpaksa pindah ruangan ujian.
Sedangkan di SMKN 6 para siswa terlambat dalam mengerjaan soal, karena kesulitan koneksi dengan server pusat. "Siswa harus menunggu, karena sekitar setengah jam gak bisa masuk," katanya.
Ia menegaskan persoalan yang terjadi selama proses UN berlangsung akan menjadi bahan evaluasinya. Tentunya hal ini dikhawatirkan mengakibatkan kegelisahan siswa.
"Jangan sampai dengan sistem CBT ini menimbulkan kegelisahan lagi pada ujian berikutnya," ujarnya.
Agustin menambahkan sebelum pelaksanaan ujian semua peralatan yang digunakan harus sudah siap. "Persiapannnya harus matang, mulai dari server sampai perangakat lainnnya," katanya.
Namun, ia menegaskan kendala dalam UN berbasis komputer ini bukan berasal dari ketidaksiapan dinas pendidikan di daerah. "Sepertinya sekolah siap semua. Kendalanya dari pusat," katanya.
Sementara untuk mengantisipasi adanya gangguan dengan menggunakan wifi tidak diperbolehkan karena kekhawatiran masuknya hacker atau peretas. "Kalau menggunakan wifi takut ada peretas yang masuk," katanya.
Agustin mengungkapkan pada pelaksaan UN tahun ini, sebanyak 30 dari 98 SMK di Surabaya menggunakan CBT. Sedangkan untuk tingkat SMA, dari 132 SMA, sebanyak 24 sekolah yang menerapkan sistem CBT.
Dari 17 ribu siswa SMA, 7.000 siswa mengikuti ujian mengguanakn CBT. Sedangkan untuk tingkat SMK, dari 18 ribu siswa, sebanyak 9 ribu di antaranya memakai CBT.
Namun demikian, lanjut dia, UN CBT di Surabaya baru sebatas untuk sekola negeri, sedangkan sekolah swaasta masih menggunakan ujian manual. Seperti halnya SMK St Louis Surabaya, meski pihak sekolah menyataan siap menggunakan UN CBT, namun tidak mendapat izin dari Kementerian Pendidikan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat melakukan sidak ke sejumlah sekolah memberi semangat kepada siswa-siswi peserta UN tingkat SMA.
"Jangan tegang, semangat dan semoga sukses ya anak-anak," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di hadapan siswa kelas XII sebelum UN dimulai di sela pantauannya di SMA Negeri 5, Jalan Kusuma Bangsa Surabaya.
Menurut dia, yang dibutuhkan anak-anak saaT ini adalah semangat agar mengerjakan ujian merasa nyaman, tidak tegang dan menghindari stres di pikiran. (*)