Tenggalek (Antara Jatim) - Kerusakan lapisan sedimen pada area sekitar fondasi Jembatan Nglongsor, Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ternyata sudah terdeteksi sejak sebulan sebelum jembatan penghubung antarkota itu patah menjadi dua bagian, Kamis dini hari. \"Sebulan lalu kami sudah laporkan adanya penurunan pada dasar sungai di sekitar fondasi jembatan,\" kata Kepala TU Pembantu UPT PU Binamarga Provinsi Jatim di Trenggalek, Lasminto, Kamis. Ia menjelaskan, penurunan dasar sungai di area dasar jembatan diketahui berdasar permukaan sungai yang tidak lagi sejajar dengan lantai fondasi. \"Dulu saat dilakukan \'flooring\' (pembuatan lantai di sekitar fondasi) permukaannya sejajar dengan aliran sungai, tapi saat diperiksa bulan lalu terdeteksi turun sekitar satu meter,\" ungkapnya. Tidak ada tindakan bisa dilakukan pihak PU Binamarga Provinsi Jatim. Menurut Lasminto, saat itu anggaran renovasi ataupun pembangunan kembali belum teralokasikan dalam APBD Provinsi Jatim tahun 2015, sehingga masalah di Jembatan Nglongsor diberlakukan status dalam pengawasan. \"Setiap tiga bulan sekali petugas kami di kantor pembantu UPT PU Binamarga Provinsi Jatim di Trenggalek rutin melakukan pemeriksaan,\" katanya. Sama seperti pernyataan Bupati Trenggalek Mulyadi WR, Lasminto memastikan penyebab amblesnya salah satu fondasi Jembatan Nglongsor yang menyebabkan badan jalan di atasnya patah menjadi dua bagian adalah akibat tergerusnya lapisan sedimen di dasar sungai. \"Tergerus secara terus menerus, baik akibat banjir saat hujan deras terjadi seperti tadi (Rabu, 11/3) malam maupun dampak dilakukannya pengerukan pasir secara ilegal di area sekitar jembatan,\" ujarnya. Jembatan Nglongsor terletak di sebelah barat Kota Trenggalek. Badan jembatan yang dibuat sekitar 1963 ini anjlok dan mengalami patah pada tiga bagian permukaan pada Kamis dini hari, sekitar pukul 02.15 WIB. Jembatan Nglongsor yang ambles dan menyebabkan jalur Trenggalek-Ponorogo harus dialihkan ke jalan alternatif melalui Kecamatan Karangan itu memiliki panjang total sekitar 50 meter, lebar 7,5 meter, dan ketinggian dari dasar sungai sekitar 8 meter. Jembatan tua yang masih menggunakan konstruksi zaman belanda ini memiliki sedikitnya empat pilar penyangga yang terbuat dari tumpukan batu andesit dan adonan semen sehingga membentuk semacam kubus-kubus tanpa rangkaian/anyaman besi. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Warga bersama jajaran kepolisian dan TNI setempat segera mengalihkan arus lalu lintas begitu mendapat laporan patahnya badan jembatan saat banjir bandang di aliran sungai terjadi. (*)
Kerusakan Jembatan Trenggalek Sudah Terdeteksi Sebulan Sebelumnya
Kamis, 12 Maret 2015 15:55 WIB

Kondisi jembatan penghubung di jalur provinsi Trenggalek-Ponorogo, Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu yang terputus karena terjangan banjir, Kamis (12/3/15) dini hari.