Gresik (Antara Jatim) - Kenaikan harga beras di Gresik, Jawa Timur bisa ditekan seminimal mungkin dengan melimpahnya produksi di daerah tersebut, demikian menurut Wakil Bupati Gresik, Jawa Timur, Mohammad Qosim. "Saat ini produksi beras di Gresik mencapai 279 ribu ton pertahun, sedangkan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat hanya sekitar 125 ribu ton pertahun. Jadi, masih ada sisa kelebihan produksi sekitar 244 ribu ton," kata Qosim di Gresik, Senin. Ia mengatakan, kenaikan harga beras rata-rata di Kabupaten Gresik hanya berada di kisaran Rp500-Rp600 perkilogram untuk semua jenis beras. Qosim juga menduga kecilnya kenaikan harga beras disebabkan pembagian beras untuk masyarakat miskin (raskin) dilakukan dengan tepat waktu serta operasi pasar yang dilakukan secara terus menerus dengan kerja sama Bulog. "Dengan adanya ketepatan waktu penyaluran raskin dan operasi pasar yang rutin, kenaikan harga beras di sini tidak mencolok," katanya. Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik, Mokh Najih mengaku menekan kenaikan harga beras dengan menyurati sejumlah agen beras dan pihak kecamatan dan meminta agar apabila terjadi kenaikan harga bisa langsung dilaporkan. "Kita tekan kemarin untuk harga beras premium yang awalnya di pasaran Rp8.400 menjadi Rp6.800 dan sampai kini juga tidak ada masalah terkait harga beras disejumlah pasar tradisional Gresik," katanya. Selain itu, juga menggelar operasi pasar secara rutin hingga harga beras di sejumlah pasar tradisional kembali stabil. "Operasi pasar kita gelar terus menerus ke kantong-kantong pemukiman masyarakat, sehingga kenaikan harga beras tidak terlalu tinggi," katanya. Operasi pasar digelar dengan kesepakatan pihak Sub Dolog Jawa Timur Drive V dengan harga yang ditekan hingga 15 persen dan Najih mengatakan operasi pasar akan terus dilaksanakan sampai harga beras kembali stabil.(*)
Wabup: Kabupaten Gresik Kelebihan Produksi Beras
Senin, 2 Maret 2015 21:33 WIB