Bulog Kediri Kesulitan Capai Target Penyerapan Beras
Selasa, 30 September 2014 19:36 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional Kediri, Jawa Timur, kesulitan mencapai target penyerapan beras yang tahun ini ditetapkan sebanyak 75.000 ton.
Kepala Bulog Subdivre Kediri Arif Mandu, Selasa, mengatakan sampai saat ini, penyerapan yang sudah dilakukan oleh Bulog Kediri masih sekitar 40.000 ton atau sekitar 60 persen dari target.
"Memang panen tahun ini agak menurun dibanding 2013. Awal tahun 2014 (Januari-Maret 2014) banjir di kawasan pantura dan itu berpengaruh pada daerah lain," katanya dikonfirmasi tentang target.
Ia mengatakan, banjir besar yang terjadi di wilayah Jawa Tengah ataupun Jawa Barat menyebabkan banyak pedagang yang mencari barang di Jawa Timur.
Kondisi itu mendorong terjadinya penyerbuan pada barang. Produksi beras yang ada di Jatim menjadi rebutan para pedagang, padahal stok terbatas.
Pihaknya juga mengaku, pembelian harga beras dari Bulog masih kalah bersaing dengan para pedagang. Bulog masih menggunakan standar harga pembelian pemerintah (HPP) masih menggunakan HPP 2012, di mana untuk beras dihargai Rp6.600 per kilogram. Padahal, para pedagang lain berani membeli beras dengan harga lebih tinggi, antara Rp7.000 per kilogram sampai Rp9.000 per kilogram, tergantung kualitas beras.
Ia juga mengaku, Bulog belum bisa membeli di atas ketentuan, sebab sampai saat ini belum ada HPP baru dari pemerintah. Ia berharap, awal 2015 pemerintah bisa menetapkan HPP yang baru, yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Walaupun masih kesulitan mencapai target penyerapan, Arif mengatakan, kondisi stok yang ada di gudang masih mencukupi untuk menyangga kebutuhan pangan di wilayah Bulog Kediri, yaitu Kabupaten/Kota Kediri, serta Kabupaten Nganjuk.
Stok di gudang Bulog Kediri masih mencukupi untuk kebutuhan sampai delapan bulan ke depan. Stok di gudang saat ini masih sekitar 26 ribu ton, dan stok itu nantinya juga bisa bertambah dengan panen di awal tahun 2015. "Ketahanan stok kami masih aman delapan bulan ke depan. Kebutuhan penyaluran raskin tiap bulan sekitar 3.200 ton," ucapnya. (*)