Koperasi dan UMKM Serap Pengangguran di Jatim
Rabu, 25 Juni 2014 0:24 WIB
Magetan (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan bahwa keberadaan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mampu menyerap pengangguran yang ada di wilayah provinsi setempat.
Pihaknya mencatat, jumlah koperasi dan UMKM di Jawa Timur tidak kurang dari 30 ribu unit. Jumlah tersebut mampu merekrut tenaga kerja sebanyak 97 persen dari total tenaga kerja yang ada di provinsi ini.
"Oleh karena itu, jangan sekali-kali ada yang berani mengurangi jatah atau bantuan untuk koperasi dan UMKM. Dosanya besar. Sebab, koperasi ada dari masyarakat dan hasilnya pun kembali untuk masyarakat," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada Puncak Peringatan Hari Koperasi ke-67 Provinsi Jawa Timur di Stadion Ki Mageti Kabupaten Magetan, Selasa.
Menurut dia, sektor koperasi dan UMKM telah menyumbang jumlah yang cukup fantastis untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Timur dalam setahunnya.
Saat ini, total penerimaan PDRB Jawa Timur dalam setahun mencapai Rp1.135 triliun. Dari jumlah penerimaan tersebut, sebanyak 58,8 persen atau sebesar Rp548,9 triliun berasal dari sumbangan sektor koperasi dan UMKM.
"Untuk itu, keberadaan koperasi harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Dengan koperasi, masyarakat dapat lebih sejahtera karena koperasi bisa menghapus kesenjangan dan ketidakadilan yang ada di masyarakat bawah," kata dia yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.
Pakde Karwo menjelaskan, hingga saat ini Provinsi Jawa Timur selalu menjadi nomor satu di Indonesia dalam hal perkoperasian. Hal itu bukan karena banyaknya jumlah koperasi di Jawa Timur. Tetapi lebih karena program-program yang disusun dan dibuat oleh pemprov setempat dapat dilaksanakan dan berkembang dengan baik.
"Sehingga, koperasi bisa menjadi penggerak perekonomian, baik bagi masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan," kata Gubernur.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, Fattah Jasin, mengatakan, dipilihnya peringatan koperasi ke-67 Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Magetan, karena daerah tersebut dinilai sebagai kabupaten penggerak koperasi pada tahun sebelumnya.
"Selain itu, Magetan juga mempunyai industri maju, seperti produk alas kaki sepatu kulit, industri pariwisata Sarangan, Batik Pring Sedapur, dan kerajinan gamelan yang merupakan potensi daerah untuk dikembangkan," kata dia.
Ia menilai perkembangan koperasi dan UMKM di Jawa Timur cukup pesat. Saat ini omzet koperasi per tahun mencapai Rp40 triliun dengan jumlah aset sebesar Rp30 triliun. Sedangkan anggota yang dimiliki sekitar delapan juta orang di seluruh wilayah Jawa Timur.
"Berbagai upaya terus dilakukan pemprov untuk mengembangkan koperasi dan UMKM. Di antaranya dengan memberikan bantuan hibah modal hingga puluhan juta Rupiah dan program lainnya," kata Fattah. (*)