Pemkot Anggap Operasi KTP Kawasan Dolly Wajar
Senin, 2 Juni 2014 19:35 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pemkot Surabaya menganggap operasi yustisi atau kelengkapan identitas kartu tanda penduduk bagi warga di sekitar kawasan lokalisasi Dolly menjelang penutupan pada 19 Juni mendatang adalah wajar.
"Razia pengguna jalan atau yustisi adalah sesuatu yang wajar. Ini dilakukan secara rutin di semua kawasan di Surabaya," kata Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan saat ditemui di DPRD Surabaya, Senin.
Pernyataan Hendro ini menanggapi soal adanya razia KTP yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya dibantu Polrestabes Surabaya serta Garnisun III di Jalan Girilaya pada Sabtu (31/5) malam gagal dilakukan karena dihalau warga Putat Jaya. Sejumlah warga sempat mendatangi Satpol PP dan meminta untuk menyudahi razia KTP tersebut.
Menurut dia, razia ini bagian dari penegakan perda yang dilakukan untuk penertiban kepada warga pendatang yang tidak memiliki identitas.
Saat ditanya apakah operasi tersebut dilakukan untuk persiapan menjelang penutupan Dolly, Hendro membantahnya. Ia menegaskan bahwa razia ini rutin dilakukan di setiap kawasan. "Ini sudah biasa juga dilakukan di klub-klub malam," ujarnya.
Salah seorang warga setempat Imam sebelumnya mengatakan aksi pemeriksaan KTP yang dilakukan Satpol PP Kota Surabaya itu hanya kamuflase saja. "Tujuan mereka itu sebenarnya untuk shock therapy bagi warga di sekitar lokalisasi Dolly yang sebentar lagi ditutup," katanya.
Ia mengatakan beberapa orang yang ingin ke Dolly, sudah mereka hentikan dan pura-pura diperiksa KTP-nya. Mengalami hal demikian, kata dia, secara psikologis orang yang ingin ke Dolly akan mengurungkan niatnya karena takut, jangan-jangan di atas di razia juga.
"Mereka, para Satpol PP ini sebenarnya masih menebar teror kepada kami, yang berdomisili di sekitar Lokalisasi Dolly. Ucapan wali kota untuk menghentikan segala kegiatan di Lokalisasi Dolly, hanya omong kosong," katanya. (*)