63 Relawan Perdamaian AS Dilepas di UMM
Senin, 2 Juni 2014 17:57 WIB
Malang (Antara Jatim) - Sebanyak 63 relawan perdamaian (peace corps) asal Amerika Serikat, Senin, dilepas di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mengajar Bahasa Inggris di sejumlah sekolah di wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat selama dua tahun ke depan.
Pengambilan sumpah dan pelepasan peace corps angkatan kelima itu dilakukan oleh Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert O. Blake, Jr yang didampingi sejumlah pejabat rektorat UMM serta orang tua asuh para relawan yang belajar budaya dan Bahasa Indonesia selama 11 pekan di wilayah Kota Batu dan sekitarnya.
Dalam sambutan pengambilan sumpah ke-63 relawan perdamaian itu Duta Besar AS berpesan agar mereka tetap menjaga hubungan baik yang selama ini terjalin antara dua neagra, AS dan Indonesia.
"Selain harus bisa menjaga hubungan baik antarnegara, kalian juga harus bisa saling berbagi manfaat dalam misi pertukaran budaya, terutama untuk meningkatkan pemahaman dan rasa saling menghormati antarmasyarakat dan antar dua bangsa," tegasnya.
Menurut dia, ikatan antara relawan perdamaian dari AS dan masyarakat Indonesia memberikan manfaat yang sama bagi kedua negara dan ini sangat penting bagi perkembangan hubungan antara kedua bangsa ke depan.
Ia mengemukakan Indonesia telah menyambut baik progam Peace Corps AS sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2010 dan pemerintah Indonesia juga sangat mendukung kehadiran mereka dengan menyiapkan berbagai fasilitas yang dibutuhkan para relawan.
Oleh karena itu, lanjutnya, AS tetap melanjutkan progam yang sudah berjalan selama lima tahun terakhir ini, bahkan jumlah relawannya dari tahun ke tahun juga terus bertambah. Hingga tahun keempat (tahun 2013), jumlah relawan mencapai 88 orang dan tahun ini bertambah 63 orang.
Sebelum bertugas dan terjun mengajar Bahasa Inggris di sejumlah sekolah di Jawa Timur dan Jawa Barat, seperti tahun-tahun sebelumnya, para relawan tersebut harus mengikuti program penyesuaian selama 11 pekan di beberapa lokasi dan mereka juga wajib tinggal di rumah-rumah penduduk.
Untuk menambah perbendaharaan kata dan bahasa, mereka juga mengikuti kursus di institusi swasta. Selama 11 pekan yang masuk dalam program penyesuaian bahasa, adat istiadat dan budaya Bangsa Indonesia, mereka didampingi oleh dosen (tutor) dari UMM.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, relawan yang akan mengajar Bahasa Inggris itu berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, mulai mahasiswa hingga sarjana strata 2 (S2). Setelah masa penyesuaian 11 pekan, rata-rata relawan tersebut sudah fasih berbahasa Indonesia, bahkan ada yang bisa menari tradisional Jawa.(*)