Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat dan pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, Maulana Surya Kusuma, menilai pernyataan kubu Joko Widodo yang menyatakan jika Jokowi terpilih hendak membangun kabinet profesional sebagai hal yang salah kaprah. "Menteri adalah jabatan politik dalam sebuah manajemen pemerintahan. Seorang presiden tak harus membangun kabinet profesional, melainkan kabinet yang kapabel," kata Maulana Surya Kusuma di Surabaya, Rabu Menurutnya, sebutan kabinet profesional bisa membuat orang berasumsi bahwa menteri tak ubahnya jabatan karier berdasarkan latar belakang profesi tertentu. "Padahal tidak selalu begitu. Menteri itu jabatan politik yang harus diduduki manajer yang kapabel, bukan hanya profesional," katanya. Ia mengatakan, jika sebuah kabinet diisi orang-orang yang kapabel sebagai manajer pemerintahan, maka itu bisa siapa saja, tanpa melihat latar belakang profesi. "Kalau ngomong profesionalisme saja, maka pertanyaannya, apakah posisi menteri pertahanan dan keamanan harus diisi pensiunan TNI? Kalau itu yang terjadi maka akan mengalami kemunduran," katanya. Ia mengatkan, pernyataan bahwa Jokowi tak akan melakukan transaksi dan membangun kabinet profesional juga berpotensi membuatnya berseberangan dengan partai. "Ini sama saja buka 'front'. Kalau seperti itu lantas apa fungsi partai yang dibentuk untuk kekuasaan dan seakan-akan menganggap dari partai tak ada orang profesional," katanya. Karena kabinet diisi menteri yang merupakan jabatan politik, kata dia, tak ada salahnya semua calon presiden memaparkan kabinet masing-masing. "Saat ini dari sisi Prabowo Subianto sudah tampak ada kursi yang hendak dibagikan. Ada partai pendukung yang sudah berani terbuka menyatakan bahwa mereka punya putra-putri terbaik yang bisa menjadi menteri," katanya. (*)
Pengamat Nilai Sebutan Kabinet Profesional Salah Kaprah
Rabu, 21 Mei 2014 21:16 WIB