Wajah Baru Wakil Rakyat Yang Banyak Mengejutkan
Sabtu, 10 Mei 2014 9:20 WIB
Oleh Budi Setiawanto
Jakarta (Antara) - Sedikitnya lima menteri dari partai politik berhasil mendapatkan pos baru di lembaga legislatif bila mereka tak ditunjuk lagi di eksekutif pada pembentukan pemerintahan baru Oktober mendatang.
Menkominfo Tifatul Sembiring (PKS), Menteri ESDM Jero Wacik dan Menhub EE Mangindaan (Demokrat), Menhut Zulkifli Hasan (PAN), dan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmi Faisal Zaini (PKB), terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2014-2019 sesuai hasil pemilu yang digelar 9 April lalu.
Tifatul dari daerah pemilihan Sumatera Utara I, Jero dari Bali, Mangindaan dari Sulut, Zulkifli dari Lampung I, dan Helmi dari NTB.
Sementara Menteri Pertanian Suswono (PKS) tak berhasil mengikuti Tifatul. Suswono gagal menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah X. Dari tujuh kursi yang disediakan untuk daerah pemilihan Jawa Tengah X yang meliputi Kabupaten Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, dan Kabupaten Pemalang, PKS harus gigit jari, kalah bersaing dengan caleg-caleg dari PKB yang mendapat dua kursi, dan PPP, PAN, PDIP, Golkar, serta Gerindra yang masing-masing merebut satu kursi.
Jero Wacik berbunga-bunga karena berhasil ke Senayan. "Ini hadiah ultah ke-65 bagi saya, suaranya sekitar 105 ribu dan menjadi yang terbanyak," kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat kelahiran Bali 24 April 1949 itu.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik mengatakan kabar dirinya lolos ke Senayan sebagai anggota DPR dia peroleh pada 23 April lalu dari hasil rekapitulasi di KPU Bali, dirinya menjadi yang pertama.
Jero berterima kasih kepada rakyat Bali dan siap mengabdi untuk rakyat. "Karena saya niatannya mengabdi," katanya. Ia menceritakan pada Pemilu 2004 pernah mencalonkan diri sebagai calon legislatif tetapi tak terpilih. Ia pun memutuskan untuk terus mengabdi di Partai Demokrat, hingga kemudian dipilih menjadi menteri oleh Presiden Yudhoyono.
Begitulah, mereka yang bersaing memperebutkan kursi di parlemen tak hanya politisi baru, politisi kawakan yang telah menduduki kursi menteri pun turut memperebutkan kursi di parlemen. Selain mereka ada istri pejabat, pesohor, dan politisi perempuan.
Bagaimana dengan caleg terpilih dari kalangan perempuan? "Pilihlah caleg perempuan". Demikian sosialisasi Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Amalia Sari Gumelar. Ternyata cukup berhasil menempatkan para caleg perempuan duduk di parlemen.
Di Bengkulu, misalnya, tiga dari empat kursi DPR dari daerah pemilihan itu terisi oleh perempuan yakni Elva Hartati (PDIP), Susi Marleni Bachsin (Gerindra), dan Dewi Coryati (PAN), sedangkan satu kursi diisi pria yakni Sekjen NasDem Patrice Rio Capella. Berarti 75 persen kursi dari Bengkulu telah melampaui kuota 30 persen perempuan di parlemen. Terlebih lagi hanya Dewi yang merupakan wajah lama. Pesohor Marissa Haque dari daerah pemilihan Bengkulu gagal melenggang ke Senayan.
Perempuan kian signifikan. Tiga dari empat anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih dari Sumatera Selatan adalah perempuan dengan perolehan suara terbanyak yakni Percha Leanpuri dengan 819.349 suara, Asmawati 339.726 suara, dan Siska Marleni 222.652 suara.
Sementara Hj Permana Sari menjadi satu-satunya perempuan yang terpilih mewakili Kalimantan Tengah dengan mengantongi 83.015 suara dan berada di urutan keempat, sesuai batas minimum untuk menjadi anggota DPD.
Dari Jawa Barat, sedikitnya 17 dari 91 caleg (18,6 persen) lolos ke Senayan adalah perempuan, yakni Ledia Hanifa Amaliah (PKS), Popong Otje Djundjunan, Wenny Haryanto, dan Dewi Asmara (Golkar), Rachel Maryam Sayidina dan Putih Sari (Gerindra), Neng Eem Marhamah Zulfa (PKB), Rieke Diah Pitaloka, Putri Guntur Soekarno, dan Ribka Tjiptaning (PDIP), Desy Ratnasari (PAN), Reni Marlinawati, Nurhayati dan Wardatul Asriah (PPP), Miryam S Haryani (Hanura), Linda Megawati dan Siti Mufattahah (Demokrat). Bahkan Rieke meraih suara terbanyak di antara 91 anggota DPR terpilih dari daerah pemilihan Jawa Barat dengan mengantongi 255.044 suara rakyat.
Sayang, keberhasilan mereka belum diikuti caleg perempuan lain seperti Nurul Arifin (Golkar), Teti Kadi (Golkar), Ratih Sanggarwati (PPP), Henidar Amroe (PAN), Inggrid Kansil (Demokrat), Yessi Gusman (PDIP), Iis Sugianto, Lisa Natalia (PAN), dan Ajeng Ratna Suminar (Demokrat). Mereka gagal. Nurul, Ratih, dan Inggrid gagal mempertahankan posisinya sebagai petahana di DPR untuk periode 2014-2019.
Dari Pulau Aru, Maluku, perempuan tangguh Mercy Chriesty Barends (PDIP), asal Desa Wangel, berhasil meningkatkan derajatnya dari Wakil Ketua DPRD Maluku 2009 - 2014 dengan meraih satu kursi DPR RI dari empat kursi asal Maluku.
Di DPRD, delapan perempuan lolos ke DPRD Sulawesi Tenggara yakni Waode Farida dan Muniarty Ridwan (PAN), Waode Siti Nurlaila dan Suriyani Imran (Golkar), Waode Salmatiah dan Isyatin Syam (Demokrat), Yati Lukman (NasDem), dan Nirna Lachmudin dari Partai Hanura.
Sejumlah istri kepala daerah tak tertinggal. Rosna Ichwan (PAN), istri Bupati Mukomuko terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Hj Enny Anggraeni Anwar yang juga istri Gubernur Sulbar terpilih menjadi anggota DPR, dan Nurlatifah (Gerindra) istri Bupati Karawang menjadi anggota DPRD setempat.
Perempuan bukanlah perhiasan sangkar madu. Akses kesetaraan gender terbuka luas.
Mengejutkan
Sementara untuk anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih juga punya cerita. Masih ingat Aceng Fikri yang diberhentikan dari Bupati Garut lantaran memiliki istri siri yang kemudian diceraikan via SMS? Kini dia bersiap menjalankan tugas baru di Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jawa Barat.
"Jawa Barat masih memiliki segudang persoalan yang harus dientaskan, itulah tujuan saya," kata Aceng yang meraih 1.139.556 suara dan meyakini bahwa itu merupakan realita politik pilihan rakyat Jawa Barat yang harus diterima oleh semua pihak.
Hasil Pemilu 9 April untuk anggota DPD Jawa Barat memang mengejutkan. Selain Aceng, tiga anggota DPD terpilih asal Jawa Barat adalah komedian Oni Suwarman, rekan pelawak Sule alias Entis Sutisna di grup lawak SOS, yang mengantongi suara terbanyak dengan 2.167.485 suara. Eni Sumarni 2.041.830 suara, dan Ayi Hambali dengan 1.032.465 suara.
Mereka merupakan wajah-wajah baru dan berhasil menggilas lawan-lawannya yang lebih berpengalaman dalam dunia politik dan pemerintahan seperti mantan Wakil Ketua DPRD Jabar Uu Rukmana dan Rudi Harsa Tanaya, mantan Wakil Gubernur Jabar Nu'man Abdul Hakim, dan Suharna Surapranata serta Syarif Bastaman yang hingga kini masih tercatat sebagai anggota DPR RI.
Di Jakarta, Fahira Idris, anak mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, terpilih menjadi anggota DPD bersama politisi gaek AM Fatwa, Dailami Firdaus, dan Abdul Azis Khafia. Fahira sebelumnya dikenal sebagai perempuan muda yang aktif dalam kegiatan sosial seperti menjadi relawan penanggulangan bencana selain dikenal sebagai pengusaha jasa karangan bunga dan parcel.
Dari pimpinan DPD RI saat ini hanya Wakil Ketua La Ode Ida yang gagal mempertahankan posisinya di Senayan. Pada Pemilu tahun ini dia menjadi caleg DPR RI dari PAN daerah pemilihan Sulawesi Tenggara tetapi kandas, gagal bersaing dengan calon lain.
Dua calon patahana DPD dari Sulawesi Tenggara, Kamaruddin dan Hoesen Efendi gagal menuju Senayan. Satu petahana lainnya, Abdul Jabar Toba terpilih kembali. Tokoh perempuan Muliati Saiman berhasil terpilih dan berada di peringkat pertama. Dua anggota DPD terpilih lainnya adalah LM Rusman Emba dan Yusran Silondae.
Di Kalimantan Barat, Maria Goreti memastikan diri terpilih untuk periode ketiga, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019 menjadi anggota DPD. Ini merupakan prestasi luar biasa bahkan berhasil mendapat dukungan terbanyak dari Bumi Khatulistiwa itu dengan 246.329 suara. Tiga lainnya merupakan wajah baru yakni Oesman Sapta yang pernah berkiprah di MPR, Abdul Rahmi, dan Rubaeti Erlita (istri Wakil Ketua DPD Partai GOlkar Kalbar Prabasa Ananta Tur). Berarti 50 persen anggota DPD terpilih asal Kalbar merupakan perempuan.
Iskandar Muda Baharuddin Lopa, anak mantan Jaksa Agung Baharuddin Lopa (almarhum), terpilih menjadi anggota DPD asal Sulawesi Barat bersama tiga lainnya yakni Marten Manggen, Muhammad Asri Anas dan Syibli Sahabuddin yang keduanya terpilih kembali dan mempertahankan posisinya sebagai anggota DPD. Mereka mengalahkan puluhan calon lain termasuk Radhitya Ardimas Anwar, putra Gubernur Sulawesi Barat.
Tak hanya politisi, petahana, keluarga pejabat, dan pelawak, anggota DPD terpilih juga ada yang berasal dari kalangan perguruan tinggi. Guru Besar Universitas Sumatera Utara Prof Dr Damayanti Lubis terpilih kembali mewakili provinsi itu di DPD setelah mengantongi 659.930 suara. Tiga orang yang terpilih lainnya adalah Rijal Sirait yang masih menjabat anggota DPRD Sumut, Dedi Iskandar Batubara yang menjabat Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumut, dan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumut Parlindungan Purba.
Dominasi keterpilihan pria masih terjadi di Lampung, empat anggota DPD terpilih merupakan pria bahkan peraih suara terbanyak adalah petahana Anang Prihantono dengan mengantongi 546.287 suara. Tiga lainnya adalah Ahmad Jajuli, Andi Surya, dan Azis Adyas.
Selamat datang para wakil rakyat. Dari para wakil rakyat hasil Pemilu 2014 inilah, antara lain, perbaikan akan terus ditingkatkan. Seperti sepenggal syair lagu musisi Iwan Fals, "Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat". (*)