Pertumbuhan Ekonomi Jatim Triwulan I Ungguli Nasional
Senin, 5 Mei 2014 17:14 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur meningkat 6,4 persen selama triwulan I tahun 2014 terhadap triwulan I tahun 2013 (y-on-y) atau mampu mengungguli pencapaian nasional yang hanya sebesar 5,21 persen pada periode sama.
Kepala Bidang Statistik Neraca Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Setyowati di Surabaya, Senin, mengungkapkan kinerja tersebut membuktikan kondisi Jawa Timur pada triwulan I pada 2014 masih terjaga dengan baik.
Performa pertumbuhan ekonomi Jatim itu sekaligus merupakan pertumbuhan tertinggi dibandingkan semua provinsi di Pulau Jawa.
Contoh, DKI Jakarta hanya tumbuh 5,99 persen, Jawa Barat 5,49 persen, Jawa Tengah 5,37 persen, dan Provinsi Banten 5,20 persen, ungkap Setyowati, mewakili Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur M Sairi Hasbullah, saat jumpa pers.
Menurut dia, semua sektor perekonomian pada periode itu mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor kontruksi 9,54 persen. Lalu diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi 9,50 persen.
"Kemudian sektor jasa, keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan hotel dan restoran mengalami pertumbuhan masing-masing 8,45 persen, 7,67 persen, dan 6,79 persen. Pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yakni 1,76 persen," ucapnya.
Sementara itu, jelas dia, ekonomi Jatim pada triwulan I tahun 2014 tumbuh sebesar 1,95 persen terhadap triwulan IV tahun 2013 (q-to-q). Sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif 51,49 persen. Penyebabnya, hal ini dikarenakan bersamaan dengan panen raya khususnya komoditas padi, jagung dan kacang tanah.
"Sektor lain justru mengalami pertumbuhan negatif. Pemicunya, secara umum dikarenakan menurunnya permintaan barang dan jasa," tuturnya.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tumbuh dengan baik dikarenakan didorong sumber pertumbuhan tertinggi yang dicapai oleh sektor perdagangan hotel dan restoran dengan kontribusinya 2,20 persen.
Diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi pertumbuhan 1,65 persen, pengangkutan dan komunikasi 0,72 persen, keuangan persewaan dan jasa perusahaan 0,42 persen, dan jasa-jasa 0,68 persen.
"Selain itu, sektor kontruksi 0,29 persen, pertanian 0,28 persen, pertambangan dan galian 0,09 persen dan terendah pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih dengan kontribusi 0,06 persen," paparnya.
Ia menyebutkan, perekonomian Jatim jika diukur dari besaran Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur atas dasar harga berlaku pada triwulan I/2014 mencapai Rp305,23 triliun. Angka itu meningkat dibandingkan pada triwulan 1-2013 yang tumbuh hanya Rp 267,082 triliun.
"Tapi PDRB Jawa Timur triwulan I pada 2014 atas dasar harga konstan 2000 Rp108,09 triliun atau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama 2013 yang hanya Rp106,024 triliun," ujarnya. (*)