Tanaman Padi Petani Pamekasan Terancan Gagal Panen
Jumat, 7 Februari 2014 15:44 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Tanaman padi petani Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang ditanam di sawah tadah hujan terancam gagal panen, karena kekurangan pasokan air, akibat curah hujan rendah.
Tanaman padi milik petani yang terancan gagal panen, karena kekurangan air itu antara lain di Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan sebagian di Kecamatan Proppo, Pamekasan. Bahkan beberapa petak sawah di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan tanaman padinya sudah mulai mengering.
Sebagian warga di desa ini berupaya mengalirkan air ke lahan tanaman padi mereka dengan menggunakan pompa air. Ada juga yang terpaska membeli air untuk menyirami tanaman padi mereka yang mulai mengering.
"Kalau kami menggunakan sanyo, kan kebetulan di sebelah rumah saya ada sumur dan airnya banyak," kata warga Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan Zuhri, Jumat.
Zuhri merupakan satu dari puluhan petani di desa ini yang menanam padi di sawah tadah hujan. Keberhasilan tanaman padi miliknya bergantung pada curah hujan. Jika curah hujan tinggi, akan sangat membantu produksi hasil gabah, namun jika curah hujan rendah justru sebaliknya.
Di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan ini, luas lahan tanaman padi milik warga yang ditanam di sawah tadah hujan sekitar 10 hektare lebih. Semua lahan terlihat kering, bahkan beberapa petak sawah diantaranya tanaman padinya ada yang terlihat mulai mengering.
Selain di Kecamatan Tlanakan, ancaman gagal panen juga terjadi di beberapa desa di Kecamatan Pademawu, Pamekasan dengan penyebab yang sama.
Salah seorang petani di Desa Pademawu Barat, Kecamatan Pademawu Sulaiman mengaku, sebagian tanaman padi miliknya terancam mati karena kekurangan air.
"Kan sudah hampir setengah bulan tidak turun hujan. Kalau hujan tiga hari lalu itu, kan hanya sebentar, rintik-rintik," kata Sulaiman.
Kepala Dinas Pertanian Pamekasan Isye Windarnya menyatakan, tanaman padi di sawah tadah hujan memang rawan gagal produksi, jika curah hujan kurang.
"Jadi curah hujan memang sangat berpengaruh dalam menentukan hasil produksi, berbeda dengan sawah yang bukan tadah hujan," kata Isye Windarti.
Luas lahan pertanian padi di Kabupaten Pamekasan mencapai 24.263 hektare. Dari jumlah itu sekitar 56 persen diantaranya berada di sawah tadah hujan atau lahan kering, sedangkan 44 persen sisanya merupakan lahan basah.
Dari luas lahan sebanyak 24.263 hektare itu, Dinas Pertanian Pamekasan mencatat, hasil produksi mencapai padi petani berupa gabah kering panen mencapai 164.988 ton pada 2013 meningkat dari tahun 2012 yang hanya 158.195 ton.
Hasil produksi sebanyak 164.988 ton itu dalam kondisi normal, dalam artian tidak terjadi kekeringan akibat kekurangan air seperti yang dialami sebagian petani di tiga kecamatan, yakni Tlanakan, Pademawu dan Proppo, di Kabupaten Pamekasan saat ini. (*)