Seorang Bocah Meninggal SetelahTerseret Banjir di Jombang
Selasa, 28 Januari 2014 13:28 WIB
Jombang (Antara Jatim) - Seorang bocah berumur 10 tahun diketahui meninggal dunia setelah terseret bencana banjir di Jombang, Jawa Timur.
Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Jombang AKP Sugeng Widodo, Selasa, mengatakan saat kejadian ada air bah datang, sampai masuk ke dalam rumah.
"Anak tersebut saat kejadian di dalam rumah, dan tubuhnya ikut terseret. Keluarga sempat mencari, tapi akhirnya ditemukan dan sudah meninggal dunia," ucapnya.
Ia mengatakan, musibah itu terjadi pada Selasa pagi. Korban yang merupakan anak pasangan Susilo (36) dan Khoirum (38), warga Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung tersebut, ditemukan dalam radius sekitar 500 meter dari rumahnya yang terletak di kawasan perumahan Mojoasri, Kabupaten Jombang.
Musibah banjir terjadi di Kabupaten Jombang, menimpa empat desa, yaitu Desa Karangwinongan, Demangan, Mojotrisno, serta Mojoagung, Kecamatan Mojoagung
Informasi yang dihimpun, air sudah mulai tinggi sejak hujan deras yang terjadi pada Senin (27/1) malam. Bahkan, di sejumlah titik kedalaman air sampai dua meter, mengakibatkan warga harus dievakuasi.
Banjir itu disebabkan sungai yang tidak mampu menampung debit air. Terdapat tiga sungai yang melintas di daerah itu yaitu Sungai Gunting, Sungai Kademangan, serta Sungai Gambiran. Bahkan, beberapa tanggul juga rusak pascabanjir yang terjadi.
Banjir itu bukan hanya menggenangi ratusan rumah warga, areal pertanian, tapi sampai jalan umum dan sejumlah kantor. Bahkan, kantor Polsek Mojoagung juga terendam air sampai setinggi paha orang dewasa.
Arus lalu lintas juga macet yang disebabkan banjir tersebut. Ketinggian air di jalan raya sekitar 20 centimeter, tapi kendaraan tidak dapat melaju dengan kencang, sehingga menumpuk. Pemandangan itu terlihat pada jalur lalu lintas baik yang dari arah Surabaya ke Jombang ataupun dari Jombang ke Surabaya.
Petugas SAR Jombang Pepi mengatakan ada sekitar 50 warga yang terpaksa mengungsi sejak Senin malam, karena musibah banjir tersebut. Mereka ditempatkan di tempat evakusi salah satunya di kantor balai desa setempat.
"Semua sudah tertangani, seperti bantuan untuk korban banjir," kata Pepi.(*)