Panglima TNI: Pancasila Benteng Pertahanan Runtuhnya Nasionalisme
Jumat, 17 Januari 2014 17:33 WIB
Malang (Antara Jatim) - Panglima TNI Jenderal Dr Moeldoko menegaskan Pancasila mampu menjadi benteng pertahanan ideologi sekaligus mampu menangkal runtuhnya nasionalisme anak bangsa.
"Pancasila harus diterima sebagai ideologi terbuka yang bisa menjadi menjadi benteng sekaligus penangkal agar nasionalisme anak bangsa, termasuk anak-anak muda dan mahasiswa tidak sampai runtuh. Bahkan, mampu menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Moeldoko saat menjadi pembicara tunggal dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang di Gedung Widyaloka kampus setempat, Jumat.
Rasa nasionalisme itu tidak akan runtuh, bahkan akan semakin kokoh kalau seluruh warga negara di negeri ini bisa dan mau menerapkan filosofi Pancasila yang begitu luas dan dalam.
Ia mencontohkan di sektor Minyak Bumi dan Gas (Migas), serbuan bangsa asing sangat gencar, namun kalau nilai-nilai dan filosofis Pancasila ini betul-betul diterapkan, maka sektor itu bisa dikuasai oleh bangsa ini, bukan asing.
Seharusnya, tegas Moeldoko, Pancasila mampu menjadi benteng pertahanan untuk hal-hal yang bersentuhan dengan kekayaan alam negeri ini. Tapi, kenapa kekayaan alam negeri ini justru banyak dikuasai oleh bangsa asing.
Menurut dia Pancasila adalah pertahanan ideologi ditengah merebaknya perang kedekatan (proximity war) yang saat ini sedang menyusup dan bisa mengikis sendi-sendi nasionalisme anak bangsa.
Ia menegaskan ancaman yang terjadi saat ini bukan dalam bentuk fisik, tapi bisa dalam bentuk sosial, politik dan lainnya, bahkan ancaman itu tidak berwujud. Sehingga, masyarakat harus ekstra waspada.
Menyinggung masalah mahasiswa, Jenderal Moeldoko mengatakan mahasiswa sebagai agen perubahan harus bisa memposisikan diri sebagai pencetus perubahan.
"Mahasiswa harusnya memperkuat energi dirinya untuk membangun ketahanan nasional. Mahasiswa tak harus pintar demonstrasi tapi juga demo-kreasi," ujarnya, menambahkan.(*)