Polisi Selidiki Dugaan Pembunuhan Janda di Surabaya
Senin, 28 Oktober 2013 3:47 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menyelidiki kasus dugaan pembunuhan terhadap seorang janda di dalam sebuah rumah di Jalan Brawijaya, Kompleks Makodam V/Brawijaya, Minggu malam.
"Jika melihat kondisi di tempat kejadian perkara, kuat dugaan korban meninggal akibat dibunuh karena posisi tangannya yang terikat di belakang," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman kepada wartawan di lokasi kejadian.
Tidak itu saja, tim identifikasi yang langsung melakukan olah TKP juga menemukan sejumlah kejanggalan, seperti banyaknya bercak darah di lantai serta sejumlah pot bunga di rumah korban.
Memastikannya, polisi akan memanggil keluarga dan kerabatnya untuk dimintai keterangan. Pihaknya mengaku belum mengantongi data penting karena harus dilakukan beberapa pemeriksaan.
"Kami tidak akan tinggal diam dan secepatnya mengungkap kasus ini. Setelah mengumpulkan keterangan, tim segera bertindak memburu pelaku," kata Farman.
Saat ini, jenazah korban sudah dibawa ke RSU dr Soetomo untuk diotopsi. Perwira menengah tersebut mengaku menunggu hasilnya dari dokter serta temuan-temuan di lokasi kejadian.
"Kami juga mengumpulkan sejumlah barang bukti yang bisa digunakan untuk petunjuk pengungkapan kasus ini. Semoga segera terungkap," kata dia.
Pada Minggu (27/10) malam, warga Jalan Brawijaya Surabaya menemukan seorang wanita meninggal di dalam rumah. Korban bernama Endang (42), seorang janda satu anak.
Ketika ditemukan, kondisi korban nyaris tidak bisa dikenali karena dalam kondisi mengenaskan. Diperkirakan, korban sudah meninggal sejak 5-7 hari lalu.
Korban kali pertama diketahui oleh tetangga korban, yakni Kolonel (Purn) TNI Maskup. Ia dan tetangganya terpaksa mendobrak pintu rumah korban karena curiga sudah tidak ada aktifitas apapun selama sepekan ini meski kendaraan milik korban ada di dalam.
"Pertama saya ditelepon oleh anaknya, Bintang (23), yang sedang kuliah di Bandung. Ia meminta saya melihat ibunya karena tidak bisa dihubungi. Ketika melihat rumahnya, kondisi AC dalam keadaan hidup dan ada kendaraan," katanya.
Karena menemukan kejanggalan, Maskup melaporkannya ke Ketua RT setempat. Bersama sejumlah warga, ia mendobrak pintu dan melihat ada darah di lantai.
"Kami kemudian menuju kamar dan melihat korban sudah dalam keadaan tak bernyawa dengan banyak luka di tubuhnya. Bahkan, tangannya dalam kondisi terikat. Warga langsung melapor ke polisi," katanya. (*)