Kadisperindag: Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan Momok
Rabu, 23 Oktober 2013 12:44 WIB
Malang (Antara Jatim) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Hadi Santoso menyatakan masyarakat ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community yang bakal diberlakukan pada 2015 bukan momok atau ancaman yang menakutkan bagi para pelaku usaha di Kota Malang.
"Kami siap menghadapi pasar ASEAN, bahkan tidak takut bersaing dengan produk-produk yang dipasarkan oleh negara anggota. Industri Kota Malang pasti mampu menembus pasar ASEAN," kata Hadi Santoso di Malang, Rabu.
Apalagi, lanjut Hadi Santoso yang akrab dipanggil Soni itu, tidak lama lagi Kota Malang memiliki kawasan industri sendiri dengan berbagai produk yang selama ini menjadi unggulan ekspor, seperti emas olahan, perak, keramik dan sejumlah produk buatan tangan lainnya.
Ia mengatakan nilai ekspor berbagai komoditas dari Kota Malang selama tahun 2012 saja mencapai 576 juta dolar AS. Sedangkan nilai ekspor 2013, data hingga Maret mencapai 107 juta dolar AS.
Ekspor bernilai jutaan dolar AS ke berbagai negara tujuan tersebut masih didominasi oleh emas dan perak olahan (perhiasan), bahkan menjadi produk unggulan Kota Malang.
Soni mengemukakan nilai ekspor emas dan perak terbesar dengan tujuan Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Singapura, dan Jerman tersebut disumbangkan oleh PT Nikijoyo.
Sementara pemilik galeri dan produsen perhiasan perak di kawasan Jalan Ikan Paus Kota Malang Faisal mengatakan kegiatan ekspor kerajinan perak memang belum ada. Namun, konsumen dari berbagai negara lebih senang datang langsung ke lokasi dengan alasan mereka bisa tahu bahan yang digunakan dan cara pembuatannya.
"Selama ini memang banyak konsumen dari luar negeri yang membeli secara langsung dengan jumlah besar di tempat produksi. Yang menjadi langganan kami adalah turis-turis asing dari Eropa, sedangkan konsumen dari Afrika lebih senang menikmati aksesoris perak kombinasi dengan bahan-bahan alam," kata Faisal.
Berbeda dengan Soni, Ketua Unit Pe laksana Teknis Satuan Tugas Daerah Konsultan Keuangan Mitra Bank (UPT Satgasda KKM) Bank Indonesia Sunardi menilai jika Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Malang masih belum mampu bersaing di kancah ASEAN.
Saat ini, kata Sunardi, baru 6 persen UKM di Kota Malang yang mampu menembus pasar internasional. Selebihnya adalah pasar lokal Malang (6 persen), pasar regional 25 persen, dan pasar nasional sebesar 63 persen.
Bahkan, lanjutnya, UKM yang mampu menembus pasar internasional itupun tidak dilakukan sendiri, tapi melalui perantara. "Banyak kendala klise yang dihadap UKM, seperti pasokan barang, permodalan, SDM maupun pasar, khususnya pasar internasional," kata Sunardi.(*)