Ratusan Aktivis Laskar Hijau Demo Perhutani
Senin, 7 Oktober 2013 17:59 WIB
Lumajang (Antara Jatim) - Ratusan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Laskar Hijau melakukan demonstrasi di Kantor Perhutani Kabupaten Lumajang, Senin.
Koordinator Laskar Hijau, A'ak Abdullah Alkudus, mengatakan pihaknya mengecam penebangan yang dilakukan pihak Perhutani karena dinilai tidak peduli terhadap tanaman konservasi yang ada di sekitarnya.
"Kami minta Perhutani mendukung aksi penghijauan yang dilakukan Laskar Hijau bersama elemen masyarakat di kawasan hutan Gunung Lemongan," tuturnya.
Menurut dia, ada lima tuntutan antara lain Perhutani memberhentikan dengan tidak hormat terhadap oknum yang paling bertanggung jawab terhadap perusakan tanaman konservasi di gunung yang memiliki ketinggian 1.671 mdpl itu.
Kemudian mendesak segera melakukan tindakan penyelamatan dan pengamanan hutan lindung dari penambangan batu dan pasir, serta penyelamatan dan pengamanan mata air danau (ranu) dengan cara menanami bambu di sekitarnya.
"Kami juga mendesak Perhutani unit II Jawa Timur untuk segera menandatangani perjanjian kerja sama rehabilitasi hutan lindung Gunung Lemongan yang telah disepakati pada 28 April 2011 antara Perhutani dengan Laskar Hijau," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Klakah Wargono mengatakan pihak Perhutani bersedia untuk menandatangani perjanjian kerja sama untuk menjaga kawasan hutan di Gunung Lemongan.
"Kami tidak ada masalah untuk melakukan kerja sama, namun perlu diatur dengan jelas terkait dengan penanaman pohon dan upaya penanggulangan kebakaran secara bersama-sama, sehingga kedua belah pihak punya tanggung jawab yang sama," tuturnya.
Ia membantah tudingan perusakan dan pembakaran hutan karena selama ini petugas Perhutani menebang di kawasan hutan produksi sesuai dengan prosedur, bahkan penebangan pohon akasia itu sudah mendapat persetujuan dari warga sekitar yang turut menanam pohon di sela-sela pohon akasia.
"Setelah kami telurusi, tidak ada petugas yang melakukan perusakan atau pembakaran hutan, dan kebakaran yang terjadi pada Minggu (6/10) diduga dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab, bukan dari Perhutani," tegasnya.(*)