Waketum Partai Demokrat Siap "Bertarung" dalam Konvensi
Senin, 29 Juli 2013 9:42 WIB
Malang (Antara Jatim) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengaku siap untuk "bertarung" dengan tokokh-tokoh lain dalam konvensi yang digelar partai itu sekitar September 2013.
"Tujuan utama saya dalam konvensi bukan untuk mencari kemenangan, tapi ingin bersama-sama memperbaiki bangsa ini. Namun, kalau pun saya yang nantinya menang, itu adalah panggilan sejarah dan tarkdir Tuhan," tegasnya di Malang, Jatim, Senin.
Ia mengaku banyak yang mendorong dirinya untuk maju dan bersaing dalam konvensi yang digelar Partai Demokrat, di antaranya adalah para kiai, sejumlah pengusaha besar (konglomerat) serta kalangan akademisi.
Kalau pun dalam konvensi itu nanti dirinya yang terpilih, kata Mubarok, dirinya akan melanjutkan (meneruskan) gaya politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menggunakan "soft power" serta program ekonomi perpaduan antara ekonomi pasar maupun kerakyatan.
Sebab, lanjutnya, dalam perekonomian tidak mungkin hanya mengandalkan ekonomi kerakyatan, karena infrastrukturnya masih belum memungkinkan dan juga tidak mungkin hanya berorientasi pada ekonomi pasar, sebab dikhawatirkan justru akan tergerus oleh arus global.
Oleh karena itu, katanya, dua sistem ekonomi tersebut tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, harus menjadi satu kesatuan yang nantinya mampu memperkuat perekonomian bangsa secara utuh.
Lebih lanjut Mubarok mengakui penyelenggaraan konvensi Partai Demokrat tersebut merupakan kebutuhan realistis, karena partai itu tidak memiliki kader atau pemimpin besar. Dan, pemimpin besar ini biasanya lahir dari revolusi, namun bukan revolusi fisik, melainkan pemikiran yang revolusioner.
Apalagi, katanya, konvensi Partai Demokrat tersebut berbeda dengan partai-partai lain, karena lebih terbuka dan peserta konvensi juga bisa diikuti oleh peserta independen, artinya bukan dari kader Partai Demokrat.
Selain itu, yang menentukan adalah masayrakat luas, bukan hanya dari pengurus DPC, DPD maupun pusat. Sehingga, konvensi tersebut cukup relevan dan sangat memungkinkan memunculkan pemimpin nasional.(*)