Ketika Risma Khawatir Atlet Surabaya Cedera
Minggu, 23 Juni 2013 6:40 WIB
Ruang aula Sawunggaling di kantor Pemerintah Kota Surabaya pada pekan lalu terlihat lebih ramai dan heboh dari biasanya. Ratusan atlet, pelatih dan ofisial berkumpul untuk mengikuti pelepasan kontingen Kota Surabaya yang berlaga pada Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur IV tahun 2013 di Kota Madiun, 22-29 Juni.
Pelepasan itu dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang juga dikenal sebagai "ibunya" para atlet. Hadir dalam kesempatan Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Kota Surabaya Sigit Sugiharsono dan Wakil Ketua KONI Surabaya Soenardi.
Lebih dari 600 atlet dan ofisial Kota Surabaya yang berangkat menuju Kota Madiun mengusung satu tekad bersama, yakni mempertahankan gelar juara umum Porprov untuk keempat kalinya secara beruntun, setelah merebutnya pada Porprov edisi 2007, 2009, 2011.
Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini, juga tidak ketinggalan membakar motivasi seluruh atlet dan pelatih untuk mewujudkan tekad tersebut. Bagi Risma, kemenangan di ajang pesta olahraga dua tahunan itu akan turut mengangkat harkat dan martabat Kota Surabaya.
"Bertandinglah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, tetapi jangan lupa juga untuk tetap berkonsentrasi agar bisa meraih prestasi maksimal," ujar wali kota perempuan pertama yang memimpin Kota Surabaya itu.
Pesan ini disampaikan khusus oleh Risma bukan tanpa alasan. Perempuan yang selalu mengenakan hijab (jilbab) itu menilai konsentrasi merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap atlet. Tujuannya agar tetap fokus dan tidak mengalami cedera saat bertanding.
"Ibu berpesan kepada anak-anakku semua, tolong yang sedang pacaran, jatuh cinta atau patah hati, dilupakan dulu demi Porprov. Ibu tidak ingin melihat kalian gagal, apalagi cedera," imbuhnya.
"Anak-anakku semua berangkat ke Madiun dalam kondisi sehat bugar dan kalau bisa kembali ke Surabaya juga sehat. Tolong dijaga pola makannya selama di sana, jangan sampai ada yang mengeluh seperti dulu," tambah Risma.
Mantan Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Surabaya itu masih mengingat kejadian saat Porprov Jatim III di Kota Kediri. Ketika itu, muncul masalah soal konsumsi atlet dan ofisial yang disediakan panitia, sehingga banyak yang mengeluh.
"Saya sudah perintahkan dinas terkait untuk ikut membantu kontingen dengan mendirikan posko khusus. Nanti kalau ada keluhan soal makanan, akomodasi dan lainnya, laporkan ke posko agar bisa segera dicarikan jalan keluar. Pokoknya para atlet harus nyaman dan tidak boleh kehilangan konsentrasi karena hal-hal sepele," katanya. (*)